Cara membaca candlestick sangat penting sekali bagi para trader. Namun sayangnya, banyak para pemula yang tidak memahami grafik saham. Sebab rata-rata grafik saham menggunakan grafik candlestick. Dengan banyaknya pola, candlestick lebih sulit untuk dipahami jika dibandingkan dengan line chart. Walaupun cukup rumit tapi banyak trader yang tetap berpedoman terhadap pola yang satu ini.
Daftar Isi
Jenis-Jenis Grafik Pada Saham
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang cara membaca candlestick. Kamu harus mengenal jenis-jenis grafik untuk merepresentasikan informasi terkait pergerakan saham, diantaranya sebagai berikut :
1. Bar Chart
Grafik ini menampilkan data yang cukup lengkap, seperti harga penutupan, harga pembukaan, harga terendah dan harga tertinggi pada hari tersebut. Karena grafik bar tersebut dapat memberikan data nilai saham lengkap, hal ini pastinya sesuai untuk keperluan analisis. Hanya saja kelemahan jenis grafik ini ialah beberapa trader kurang begitu nyaman membaca chart ini.
2. Line Chart
Biasanya grafik garis pada saham hanya menampilkan harga penutupan pada saat itu juga dengan sangat mudah dipahami. Akan tetapi, data yang ditampilkan pada line chart ini kurang komplit. Maka dari itu, jika akan diaplikasikan dalam kebutuhan analisis, grafik ini kurang sesuai.
3. Candlestick
Berdasarkan sejarahnya, candlestick adalah sarana yang digunakan bagi kalangan pedagang beras di negara Jepang untuk mencatat harga beras di setiap periodenya. Biasanya mereka menggunakan informasi tersebut untuk mengestimasikan arah pergerakan pada harga beras di waktu mendatang.
Dimana teknik tersebut langsung diciptakan oleh Munehisa Honma, selaku pedagang komiditas beras. Selanjutnya sistem ini mulai diperkenalkan oleh Steven Nison ke berbagai negara Eropa melalui karya bukunya bertajuk “Japanese Candlestick Charting Techniques”.
Candlestick adalah grafik yang dianggap paling komprehensif jika dibandingkan dengan kedua grafik di atas. Ini karena grafik jenis ini bisa menampilkan berbagai macam data yang dibutuhkan oleh para investor saham, seperti harga penutupan, harga pembukaan, harga terendah dan harga tertinggi yang terjadi pada hari tersebut atau pada periode tertentu.
Walaupun tak jauh berbeda dari line chart, tapi candlestick sangat cocok jika digunakan untuk keperluan analisis. Adapun perbedaannya ialah, candlestick mempunyai tampilan yang lebih cantik dalam beberapa warna. Ketika harga saham mulai turun, biasanya candle berwarna hitam atau merah, sedangkan jika naik maka secara otomatis akan berwarna putih atau hijau.
Cara Membaca Candlestick
Panduan Membaca Candlestick
Pola candlestick biasanya menyediakan seluruh informasi terkait harga aset pada kripto yang dibutuhkan di pasar aset digital. Melalui pola candlestick, Kamu bisa mengatur titik exit dan entry yang tepat sekaligus dapat menjalankan analisis teknis. Biasanya pola candlestick akan membentuk beberapa grafik dan bentuk yang bisa membantumu memprediksi tren market di masa mendatang.
Dalam cara membaca candlestick, iada 3 dasar yang harus dipahami diantaranya 4 posisi harga, arah sumbu, warna hijau dan merah.
1. Empat Posisi Harga Pada Candlestick
Dalam grafik candlestick, ada 4 indikator penting diantaranya :
- Low, untuk harga terendah pada hari ini.
- Open, untuk harga saat trading atau perdagangan dibuka pada hari ini.
- Closed, harga sesudah trading ditutup kemarin.
- High, menyatakan harga tertinggi pada hari ini.
Ukuran badan pada candlestick juga menampilkan seberapa jauh nilai pergerakan harga selama durasi pada candle tersebut. Dengan ukuran badan candlestick, Kamu dapat memperoleh informasi terkait kekuatan dari tiap-tiap pihak. Saat badan memanjang, ini artinya momentum sedang mengalami penguatan. Tapi jika badan candle mengecil, artinya momentum pun semakin pelan.
2. Arti Warna Candlestick Hijau dan Merah
Cara membaca candlestick selanjutnya ialah pada warna, ada 2 warna yang terdapat pada candlestick, yakni warna hijau dan merah. Arti hijau dan merah ini menandakan bahwa sebuah candlestick mengalami bearish atau bullish.
Saat candlestick memiliki warna hijau, ini artinya harga open-nya sedang tinggi bahkan lebih tinggi dibanding closed. Biasanya pola ini disebut dengan istilah candlestick bullish.
Akan tetapi saat candlestick berwarna merah, menandakan bahwa harga open-nya pada saat itu lebih rendah dibandingkan closed atau disebut juga dengan nama candlestick bearish.
Ketika candlestick sedang berwarna hijau, maka candlestick sedang bergerak ke atas. Sedangkan saat berwarna merah, candlestick bergerak ke bawah.
Apabila Kamu mengarahkan pointer menuju candlestick, maka akan terlihat informasi terkait perdagangan komoditas atau saham pad ahari tertentu. Contoh dibuka pada angka berapa, harga tertinggi dan terendah berapa, serta ditutup pada angka berapa.
Ada beberapa jenis aplikasi trading dengan fitur pengganti warna candlestick. Dengan kata lain, warna merah dan hijau bisa saja Kamu ganti.
3. Sumbu Candlestick
Pada candlestick juga terdapat “sumbu” atau wick, biasanya orang-orang menyebutnya dengan shadow. Adapun arti dari sumbu ini adalah menjelaskan tentang fluktuasi pergerakan harga sesuai durasi candlestick.
Perbandingan sumbu dan badan tersebut juga perlu diperhatikan. Saat nilai forex atau komoditas mengalami volatilitas misalnya, maka ukuran sumbunya jauh lebih panjang dibandingkan badannya.
Saat sumbu terlihat lebih panjang dan mengarah ke bagian bawah, ini menandakan bahwa pelaku pasar telah mendorong harga agar turun. Sedangkan mereka tidak cukup kuat mempertahankan harga tetap pada posisi rendah.
Di waktu bersamaan, para pelaku pasar yang lain malah melakukan pembelian sampai akhirnya menyebabkan harga menjadi naik. Adapun fenomena ini dinamakan sebagai bullish reversal.
Hal ini juga berlaku sebaliknya, saat sumbu sedang ada di atas, ini tandanya investor atau trader yang sedang profit taking jumlahnya lebih banyak dibandingkan yang memutuskan hold. Untuk fenomena ini dinamakan bearish reversal.
4. Posisi Badan Candlestick
Jika Kamu melihat batang lilin yang bersumbu panjang pada posisi badan terletak di salah satu bagian ujungnya, ini mengindikasikan perlawanan. Sedangkan, posisi pada batang lilin ada di tengah sumbu bagian atas dan bawah ini menunjukkan ketidakpastian yang ada di pasar.
Kamu bisa saja membaca referensi terkait berbagai macam jenis pola candlestick. Akan tetapi, wawasan pada elemennya tetap mesti diprioritaskan. Apabila Kamu mengenal tiap-tiap elemen tersebut dengan baik, Kamu pun dapat menguasai pembacaan candlestick secara akurat.
Keuntungan Candlestick Bagi Trading
Jika Kamu memahami cara membaca candlestick dengan akurat, maka ada beberapa keuntungan yang bisa Kamu dapatkan diantaranya :
1. Dapat Menganalisa Pergerakan Harga Lebih Mudah
Kamu bisa mengidentifikasi pergerakan pada harga saham melalui candlestick pattern. Selain itu, grafik ini juga mempunyai aturan jelas jadi akan mempermudah kamu melakukan analisa pasar.
Para trader menjadi lebih cepat mengetahui apakah bearish atau bullish dengan hanya melihat warna pada badan candlestick.
Di samping itu, panjang badan candlestick akan menunjukkan tingkat dominan kondisi bearish atau bullish jika ukuran badannya pendek dengan shadow yang panjang ketika menunjukkan keraguan pasar.
2. Sebagai Pelengkap Kebutuhan Analisa Teknikal
Candlestick bisa dipakai bersamaan dengan tools analisa teknikal yang lain. Pemakaian pola candlestick pada analisa teknikal sendiri dapat dijadikan sebagai media konfirmasi yang biasanya dipakai dengan beberapa macam indikator secara bersamaan.
Hal ini disebabkan candlestick memakai high, opening, low maupun closing price yang sama dengan bar chat. Tentu saja hal tersebut bisa semakin menguatkan analisa candlestick itu sendiri.
Ulasan Lainnya: