Cara Hitung KPR

Tahukah Kamu bagaimana cara hitung KPR? Menghitung KPR penting sekali bagi yang berniat untuk mengajukan pembelian rumah melalui sistem kredit. Karena dengan kredit rumah, biasanya Kamu harus berhutang dalam jumlah sangat besar dengan jangka pelunasan yang sangat lama. Maka dari itu, sebelum Kamu memutuskan mengambil KPR, sangat penting menghitung cicilan KPR setiap bulan. Selanjutnya, Kamu tinggal mempertimbangkan apakah gajimu cukup membayar KPR?

Apa Pentingnya Menghitung KPR?

Sebenarnya ada banyak alasan kenapa Kamu harus mempelajari cara hitung KPR sehingga bisa menghitung besarnya cicilan KPR setiap bulan. Berikut ulasannya :

Read More

1. Mengetahui Cicilan Bulanan

Simulasi KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) ialah perhitungan kredit rumah setiap bulan yang perlu dibayarkan ke bank oleh nasabah sesuai jumlah plafon kredit yang diambil, berikut tenor pinjaman dan suku bunga kredit yang berlaku.

Berdasarkan simulasi tersebut, berbentuk kalkulator KPR, maka Kamu dapat mengetahui jumlah angsuran cicilan ruma yang wajib dibayarkan per bulannya.

2. Mempersiapkan Diri Saat Cicilan Rumah Membengkak Tiba-Tiba

Mengetahui cicilan KPR tentu harus diketahui dari awal supaya Kamu tidak merasa kaget saat cicilan KPR tiba-tiba saja membengkak.

Contoh kasus, Rina merasa kaget saat cicilan KPR-nya menerapkan sistem bunga floating sesudah 2 tahun cicilan. Padahal sebelumnya yang digunakan ialah bunga fixed 10%.

Rina luupa jika cicilannya telah memasuki tahun ke-3. Ini artinya, bunga 10% dari kredit/cicilan tetap sudah tidak dapat dinikmati kembali. Saat ini, bunga KPR-nya pun harus mengikuti perubahan sesuai harga pasar, baik itu tetap, turun, maupun naik.

Itulah yang wajib diantisipasi, Rina sempat emosi karena kaget mengetahui bahwa cicilan KPR-nya menjadi melonjak. Sebab dia belum sama sekali mengalokasikan kredit tersebut di rencana keuangannya.

Sehingga secara otomatis, dia kini harus merombak rencaa tersebut lagi agar pas sesuai kondisi keuanganmu saat ini. Sebenarnya kondisi tersebut dapat dihindari apabila Kmau melakukan perhitungan cicilan KPR dengan bunga floating terlebih dahulu.

3. Debitur Tidak Akan Merasa Tertipu

Bagi Kamu yang menerapkan sistem kredit dengan bunga floating, maka penting sekali memahami agar calon debitur atau Kamu sendiri tidak akan merasa “tertipu” jika mendapati kredit KPR membengkak pada tahun berikutnya.

Ketahui cara kredit KPR untuk bunga floating, agar dapat memperhitungkan jumlah pinjaman beserta bunganya.

Jenis-Jenis dari Bunga KPR

Selanjutnya ialah mempelajari jenis-jenis bunga KPR. Terdapat 3 macam bunga KPR di Indonesia. Adapun penjelasannya ialah sebagai berikut :

  • Bunga fixed. Sesuai namanya, jumlahnya tetap dan tidak berubah. Biasanya bank memakai skema sistem bunga fixed di 1-2 tahun pertama kredit, kemudian kredit selanjutnya menerapkan sistem bunga floating.
  • Bunga floating atau mengambang. Jumlah bunga yang ditetapkan bank memakai acuan suku bunga yang ada di pasaran. Sehingga, jika suku bunganya sedang naik, maka bunga KPR pun akan ikut naik. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
  • Bunga KPR anuitas. Biasanya bunga KPR anuitas ini diterapkan dalam meode kredit jangka panjang, termasuk KPR. Skema cicilan bunga ini umumnya berlangsung dari 10-15 tahun. Adapun prinsip bunga anuitas sendiri ialah cicilan setiap bulanya tetap. Jumlah bunga bulanannya biasanya dihitung sesuai pokok pinjaman tersisa.

Lebih jelasnya, Kamu bisa melihat simulasi kredit KPR untuk tiap-tiap bunga tersebut.

Cara Hitung KPR

Cara Hitung KPR
Menghitung KPR

Menghitung Cicilan KPR Untuk Bunga Floating

Cara hitung KPR biasanya tak jauh berbeda dari cara hitung bunga pinjaman. Selain itu, untuk cicilan KPR dengan sistem bunga floating sebenarnya hampir sama seperti bunga fixed. Namun cicilan dapat menyesuaikan bunga yang telah ditetapkan pada saat ini dengan nilai yang berubah-ubah. Ada perusahaan perbankan yang melakukan peninjauan bunga tersebut setiap 6 bulan sekali, dan ada pula yang setiap tahun.

Di bawah ini kredit KPR jenis bunga floating melalui skema anuitas dan efektif. Sebenarnya ada satu jenis skema bunga yang biasa digunakan yaitu flat. Tapi, bunga floating yang berskema flat biasanya tidak berlaku bagi KPR.

Bunga flat biasanya diberlakukan bagi kredit jangka pendek, seperti KTA (kredit tanpa agunan). Melalui skema flat inilah, besar cicilan akan selalu sama per bulannya sampai lunas.

Pada simulasi ini, Kamu akan menghitung kreit KPR skema floating yang akan ditinjau setiap tahunnya. Sehingga setiap tahun jumlah bunganya akan berubah. Adapun data KPR di bawah yang akan dilakukan perhitungan ialah, pokok pinjaman Rp. 300 juta, dengan tenor 13 tahun atau 156 bulan dan bunga 10% untuk tahun pertama dan 13% di tahun ke-2.

1. Cara Menghitung KPR Bunga Floating Skema Efektif

Cara menghitung KPR skema efektif ini, biasanya menggunakan sisa pokok pinjaman sebagai acuannya. Jadi, saldo kredit bulan sebelumnya akan dimasukkan ke dalam hitungan kredit pada periode berikutnya.

Adapun rumus perhitungan kredit pokok yang dibayarkan setiap bulan sendiri masih belum dibebankan bunga.

Cicilan Pokok = Pokok Pinjaman / tenor = 300.000.000/156 bulan = Rp. Rp. 1.923.077 setiap bulannya.

Adapun rumus perhitungan pada bunga bulanan yang hasilnya akan ditambahkan dalam cicilan pokok, yaitu :

Bunga = sp x i x ( 30/360)

Keterangan :

sp = saldo pokok pinjaman

i = bunga per tahun

30 = jumlah hari untuk 1 bulan

360 = jumlah hari untuk 1 tahun

Adapun realisasi cicilan pada bulan pertama dan kedua di tahun pertama ialah :

  • Bunga efektif bulan pertama di tahun pertama

(Rp. 300 juta x (30/360) x 10% ) = RP. 2,5 juta, dimana angsuran pertama menjadi = Rp. 2.500.000+ 1.923.077 = Rp.4.423.077

  • Bunga efektif bulan kedua di tahun pertama

(Rp. 300 juta – Rp. 1.923.077) x 10% x (30/360) = Rp. 2.483.974

Angsuran 2 yaitu = Rp. 1.923.077 + Rp. 2.483.974= Rp.4.407.051.

Biasaya angsuran di tahun ke-satu ini terus turun sebab menggunakan skema bunga efektif. Baru kemudian di tahun kedua, skema yang digunakan ialah bunga baru. Apabila bunga di tahun ke-2 ialah 13%,Kamu tinggal menghitung saja memakai rumus di atas. Tapi, saldo pokok pinjamannya telah berubah dan berkurang karena kredit sudah dibayar sejak setahun sebelumnya.

Pokok pinjaman yang tersisa misalnya tinggal Rp. 250 juta, jadi hitungan angsuran pertama tahun kedua ialah berikut ini :

  • Bunga efektif bulan pertama tahun kedua

Rp. 250 juta x (30/360) x 13% = Rp. 2.708.333.

Jadi angsuran pertama ialah = Rp. 1.923.077 + Rp. 2.708.333 = Rp.4.631.410.

Dari sini, bisa kita lihat bahwa cicilan bulan pertama tahun kedua lebih besar dibandingkan cicilan periode sebelumnya dengan rumus cara hitung KPR yang sama. Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan bunga per tahun dari yang awalnya 10% pada tahun pertama, hingga menjadi 15% pada tahun kedua.

Akan tetapi, sama dengan sebelumnya, jumlah angsuran semakin menyusut di bulan-bulan yang berikutnya sampai ditentukan bunga baru di tahu yang akan datang.

2. Cara Menghitung KPR Bunga Floating Skema Anuitas

Skema anuitas sendiri lebih sering digunakan bank untuk kredit kepemilikan rumah di Indonesia. Sebenarnya skema ini mirip seperti yang efektif. Namun jumlah angsuran per bulannya dibuat kurang lebih sama. Tapi jangan sampai keliru karena menyamakannya dengan cicilan flat. Hal ini dikarenakan pada skema flat tak terjadi perubahan bunga.

Rumus cara hitung KPR yang digunakan justru sama seperti skema bunga efektif. Hanya saja perbedaannya ialah jumlah bunga anuitas tersebut dihitung memakai rumus tertentu melalui software dari bank. Skema anuitas bisa dikatakan sebagai kombinasi antara skema efektif dan flat.

Berikut contoh tabel cicilan bunga efektif :

Bulan Bunga Per Tahun Bunga Angsuran Angsuran Pokok Total Angsuran Sisa Pinjaman
0 0 0 0 0 Rp.350.000.000
1. 10% Rp. 2.916.666 Rp. 844.451 Rp. 3.761.117 Rp. 349.155.549
2. 10% Rp. 2.906.629 Rp. 851.488 Rp. 3.761.117 Rp. 348.304.060
3. 10% Rp. 2.902.533 Rp. 858.584 Rp. 3.761.117 Rp. 347.445.476

Kemudian dilanjutkan ke bulan 13.

13 13% Rp. 3.676.714 Rp. 719.267 Rp. 4.395.981 Rp.338.669.772
14. 13% Rp.3.668.921 Rp.727.060 Rp4.395.981 Rp. 337.942.662
15 13% Rp. 3.661.045 Rp. 734.936 Rp. 4.395.981 Rp.337.207.725

Berdasarkan tabel di atas, bisa dilihat bahwa jumlah cicilan ke-1 sampai ke-3 di tahun pertama yang sama, yaitu Rp. 3,7 jutaan. Dimana cicilan/angsuran tersebut bersifat tetap sampai angsuran bulan ke-12.

Sesudah berganti tahun, cicilan ke 13 menjadi meningkat Rp. 4,3 jutaan sebab suku bunganya bertambah 13%. Sama halnya dengan angsuran yang ke-14 sampai ganti ke tahun yang berikutnya, dengan bunga yang dibebankan berubah sesuai suku bunga acuan.

Dalam cara hitung KPR skema anuitas biasanya diciptakan agar para nasabah tidak kebingungan saat mencicil angsuran tiap bulannya yang selalu berubah-ubah. Melalui skema anuitas inilah, jumlah cicilannya tetap sama namun cicilan pokoknya berubah.

Top 10 Artikel Banyak Dibicarakan :

Related posts