Jika Kamu mempelajari analisis teknikal, ini artinya Kamu harus benar-benar memahami bagaimana cara membaca chart saham. Sebab pada dasarnya, analisis teknikal sendiri ialah kemampuan untuk membaca grafik saham. Grafik sendiri mempermudah para trader dalam mengetahui beberapa pola pergerakan nilai atau harga saham sebelumnya.
Daftar Isi
Cara Membaca Chart Saham
Panduan Membaca Chart Saham Pada Bursa Efek
Agar Kamu bisa membaca chart saham dibutuhkan kemampuan teknologi, dengan rajin mengikuti tren perkembangan isu baik nasional maupun dunia. Selain itu, juga diperlukan kemampuan menganalisa dengan tajam. Oleh karena itu, jika Kamu tertarik menjadi seorang investor saham yang berdiri sendiri, Kamu harus memahami cara membaca chart saham dengan baik.
1. Jenis-Jenis Grafik Saham
Ada beberapa jenis grafik saham yang kerap dipakai dalam membaca tingkat fluktuasi atau pergerakan saham. Jenis grafik tersebut diantaranya :
- Line chart atau grafik garis, grafik yang satu ini hanya berbentuk satu garis saja dengan tingkat fluktuasi saham yang bisa dilihat. Adapun yang tercatat pada grafik garis ini ialah harga pada penutupan trading saham.
- Bar chart atau grafik batang, grafik ini biasanya lebih menjelaskan pada harga penutupan, harga pembukaan, harga terendah, dan harga tertinggi.
- Candlestick chart atau grafik lilin, biasanya berbentuk seperti lilin, karenanya grafik ini disebut dengan nama grafik lilin. Sementara untuk penjelasannya sendiri dimuat sama halnya seperti pada bar chart , hanya saja pola grafik tipe ini lebih gampang dibaca. Inilah yang membuat banyak trader lebih menyukai candlestick.
2. Tren Grafik Harga
Cara membaca chart saham bisa memanfaatkan ketiga jenis grafik yang sudah dijelaskan sebelumnya di atas. Namun tentu saja yang paling mudah ialah dengan memakai grafik lilin. Selain itu, grafik harga biasanya menjelaskan tentang harga saham selama hitungan menit, hitungan jam, hari sampai bulan. Berikut ini ada beberapa istilah grafik harga, diantaranya :
- Range, artinya suatu periode saat harga tak mengalami fluktuasi secara signifikan alias stagnan. Kondisi ini biasanya disebut sebagai sideways atau flat.
- Trend, ialah sebuah periode saat harga bergerak turun atau naik dengan tajam.
- Bearish atau downtrend, ialah harga saham yang mengalami penurunan dengan tajam.
- Bullish atau uptrend, aitu harga saham mengalami kenaikan secara signifikan.
Saat bertransaksi saham, biasanya keempat jenis harga saham di atas bisa terjadi tergantung pada tren pasar hingga kondisi di lingkungan masyarakat. Investor harus benar-benar jeli dalam melihat pergerakan harga saham, melihat kapan waktu membeli, menjual atau bahkan menahan saham.
Dalam grafik harga saham, harga saham mungkin saja bisa mengalami penurunan secara signifikan dan disebut juga sebagai istilah downtrend. Biasanya secara keseluruhan grafik akan turun secara signifikan. Sementara di satu titik, grafik kemungkinan akan stabil. Kondisi seperti ini dinamakan sebagai flat atau range.
Saham kedepannya bisa mengalami uptrend atau kenaikan sehingga jika Kamu ingin menjual saham ketika harga sedang naik, sebaiknya pastikan harga sahamnya terlebih dahulu. Harga saham saat penjualan harus lebih tinggi dibandingkan harga beli agar tidak mengalami kerugian atau capital loss.
Sementara tiap-tiap grafik harga sendiri umumnya dilengkapi oleh periode waktu. Kamu bisa mengatur periode yang diinginkan, contohnya selama 5 menit, 1/2 jam, 1 jam hingga 1 bulan lamanya. Apabila jangka atau periodenya panjang, maka Kamu bisa membaca grafik tersebut kemudian dapat memprediksi penurunan atau kenaikan saham.
Kamu harus mengetahui kode waktu pada chart harga saham, biasanya terdiri atas M1 untuk 1 menit, M5 untuk 5 menit, M30 untuk 30 menit, 1H untuk 1 jam, 1W untuk 1 minggu hingga 1M untuk satu bulan. Jika Kamu melakukan pengamatan setiap waktu, maka Kamu pun melakukan evaluasi pergerakan harga berkesinambungan.
Sebagai seorang trader, kamu cukup menentukan kebiasaan dan faktor resikomu dalam melakukan trading saham. Selain itu juga penting untuk melakukan analisa apakah Kamu selalu siap mengambil resiko dalam trading atau justru lebih menyukai jalan aman.
3. Mengetahui Resistance dan Support
Kondisi resistance sendiri adalah penanda batas nilai atas pada harga saham, biasanya sesudah harga mencapai puncak maka harga saham cenderung akan mengalami penurunan. Sementara support sendiri merupakan patokan batas nilai bawah pada harga saham, sesudah mengalami penurunan pada harga tersebut maka harga saham biasanya cenderung akan meningkat.
Kedua jenis titik fluktuasi pada saham di atas harus benar-benar diamati walaupun sebenarnya tak sepanjang hari terjadi kasus di atas. Namun setidaknya Kamu memahami 2 prinsip penting yang harus diperhatikan, diantaranya prices moves in trend dan history repeat itself.
Biasanya harga saham cenderung mengalami fluktuasi yang sama seperti di waktu lalu. Oleh karena itu, sebagai investor Kamu harus benar-benar jeli dan tetap merujuk pada chart saham di bulan sebelumnya. Di samping itu, nilai saham pun akan bergerak menggunakan pola tertentu dan bukan secara acak. Investor selaku pemerhati saham, tentu saja harus bisa mempelajari pola ini sampai menemukan formula ideal.
4. Baca Pergerakan Harga Saham
Cara membaca chart saham selanjutnya ialah Kamu harus bisa membaca pergerakan pada harga saham. Pada candlestick bar biasanya akan muncul momentum fluktuasi harga pada satu frame. Jika satu candlestick yang disajikan lebih atau semakin besar, ini artinya memontum pergerakan nilai saham pun menjadi lebih kuat. Downtrend dan uptrend akan terjadi signifikan dalam chart yang besar, selain itu juga mempunyai momentum pergerakan yang tinggi pada harga saham.
Jika transaksi tidak terjadi dalam satu waktu, bisa membuat candlestick mengecil. Akhirnya kotak yang ditampilkan pada grafik pun ikut mengeci. Jika hal tersebut terjadi pada waktu yang lama, biasanya harga saham akan stabil dan cenderung monoton. Kondisi ini biasa disebut dengan istilah sideways atau flat. Ketika investor sudah menangkap sinyal candlestick mulai membesar, Kamu pun bisa melakukan ancang-ancang dengan menjual saham milikmu.
5. Membaca Grafik Volume
Grafik volume bisa dibilang cukup menarik. Grafik volume ini memiliki bentuk seperti grafik batang atau voluem suara. Hal tersebut bisa dipakai untuk melihat tingkat likuiditas sebuah saham.
Jika grafik volume sebuah saham semakin tinggi, maka transaksi yang dilakukan pun semakin banyak. Hal ini tentu saja membuat tingkat likuiditasnya pun menjadi semakin tinggi. Namun kebalikannya, jika transaksinya rendah alhasil volume bar pun akan menurun. Ini artinya investor menjadi kurang berminat pada saham tersebut.
Walaupun tidak tercantum nilai atau harganya namun lewat fluktuasi bar ini, Kamu bisa melihat besarnya transaksi permintaan trading saham pada perusahaan tertentu. Jika volume bar tersebut cenderung stabil, saham perusahaan ini pun mungkin akan cukup diminati pada perdagangan saham.
Berdasarkan cara membaca chart saham pada bursa efek bagi pemula di atas sebenarnya tak benar-benar akurat. Namun hal yang pasti adalah jika Kamu bisa membaca grafik dengan benar, maka Kamu bisa mengetahui trend pergerakan harga saham. Alhasil hal ini bisa membantumu meminimalisir resiko kerugian.