Cara menurunkan RPM mobil injeksi sebenarnya cukup mudah bagi pengguna mobil. Sayangnya masih banyak pengguna mobil yang mencari informasi tersebut. Biasanya hal ini berkaitan erat dengan meningkatnya produksi mobil yang mengadopsi sistem injeksi dan telah dipadukan oleh sensor komputer. Selain itu, biasanya mobil injeksi memiliki keunggulan yang digadang-gadang lebih hemat digunakan saat melakukan perjalanan jarak jauh.
Hal yang tak kalah penting ialah harga mobil injeksi bisa dikatakan sangat terjangkau, inilah yang membuat banyak orang cenderung memilih mobil injeksi. Sayangnya, semua kelebihan tersebut tetap tak menutup masalah yang kerap terjadi pada jenis mobil injeksi. Terutama ketika menghadapi masalah RPM mobil injeksi yang naik.
Daftar Isi
Faktor Penyebab RPM Naik
Sebelum kita membahas cara menurunkan RPM mobil injeksi, tentu saja Kamu harus tahu faktor-faktor yang menyebabkan RPM naik. Menurut banyak sumber dan pengalaman, ada beberapa faktor yang membuat RPM pada mobil injeksi naik diantaranya :
1. Kerusakan Pada Water Temperatur Sensor
Biasanya untuk tiap mobil injeksi menerapkan sensor bernama Water Temperature Sensor, dengan fungsi memberikan informasi menuju ECU atau sistem komputer. Informasi tersebut mengenai kondisi pada temperatur mesin, saat pagi hari maupun sesudah mesin berhenti dalam waktu yang lama, temperatur mesin biasanya akan dingin. Jadi ketika dihidupkan ECU pertama kali, dapat meningkatkan jumlah injeksi seklaigus membuka saluran udara sedikit yang melewati katub ISC. Inilah yang menyebbakan RPM mesin meningkat sampai 1000 RPM.
Apabila mesin mobil sudah panas, biasanya RPM akan langsung diturunkan hingga batas normal. Caranya dengan mengembalikan pada posisi katub ISC serta jumlah dari injeksi bahan bakar. Apabila temperatur mesinnya panas, kemudian RPM tidak langsung turun kemungkinan ada indikasi kerusakan pada mekanisme ISC atau Water Temperature Sensor.
2. Indikasi Abnormal Pada Sistem ECU
Apabila ISC dan sensori tidak mengalami masalah, kemungkinan masalahnya terjadi pada ECU, yakni ECU mengalami kondisi short circuit. Apabila kesalahannya karena faktor ini, umumnya lampu check engine menyala dan dapat dicek memakai intelligent testeri untuk mengetahui titik error-nya.
3. Thermostat Membuka Terus atau Rusak
Penyebab naiknya RPM pada mobil injeksi lainnya ialah kemungkinan terjadinya kerusakan pada thermostat. Masalah ini biasanya sering dialami pada mobil kijang EFI 1,8. Fungsi dari thermostat sendiri ialah untuk mempercepat temperatur mesin mencapai suhu/temperatur normal. Caranya dengan menutup bypass yang terdapat dalam saluran pendingin.
Saat thermostat macet ketika posisinya sedang membuka, maka akibatnya sebelum mencapai temperatur normal dan masih dalam kondisi dingin, air akan langsung dikembalikan ke radiator. Dimana seharusnya air ditahan dulu pada sirkulasi mesin, inilah yang membuat suhu air masih tetap dingin. Selain itu, water temperature sensor akan mendeteksi jika mesin masih dalam kondiis dingin, alhasil jumlah injeksi pada bahan bakar semakin ditambah. Begitu pun jumlah udara yang masuknya.
4. Throttle Body Tidak Menutup Rapat
Kamu harus tahu bahwa Throttle Body adalah komponen yang terhubung pada pedal gas. Sebagai komponen utama, tentu saja throttle bisa menyebabkan RPM tinggi apabila tidak menutup dengan rapat. Sehingga seakan-akan masih terdapat injakan pada pedal gas meskipun sebenarnya sudah tak ada lagi injakan.
Memang kasus ini sangat jarang terjadi, terlebih lagi saat ini ada banyak mobil yang tanpa memakai kabel gas namun sudah memakai motor yang dikendalikan langsung oleh komputer. Umumnya disebut juga sebagai ETCS-i. Namun tak salah juga apabila dilakukan pengecekan apakah terdapat celah udara ketika posisi dalam keadaan menutup penuh.
Setelah mengetahui faktor penyebab naiknya RPM pada mesin mobil injeksi, tentu saja Kamu tinggal mencoba cara menurunkan RPM mobil injeksi. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan di bawah ini!
Cara Menurunkan RPM Mobil Injeksi
Metode 1 : Menurunkan RPM Mobil Injeksi
Dengan memahami faktor-faktor yang menyebabkan RPM mobil injeksi naik, Kamu kini bisa mengatasinya dengan cara menurunkan RPM mobil injeksi berikut ini :
1. ISAS (Idle Adjusting Screw) Diputar ke Samping Kiri, Sehingga RPM Idling Mesin Naik
Dengan lebih banyaknya aliran udara melewati lubang idle, maka membuat volume dan aliran udara semakin meningkat.
2. ISAS (Idle Adjusting Screw) Diputar ke Samping Kanan, Sehingga RPM idling Mesin Turun
Dengan minimnya aliran udara melewati lubang idle, mengakibatkan volume dan aliran udara semakin sedikit.
Kamu harus tahu bahwa normalnya nilai RPM idling pada mesin ada di kisaran 750-850 RPM. Dalam kondisi tersebut, tentu saja Kamu bisa melakukan pengujian untuk mengetahui apakah mesin mobil masih stabil, dengan cara menyalakan AC. Apabila mesin sedang drop, maka putar ke kiri sampai 1/4 putaran, kemudian nyalakan mesin kembali. Jika mobil dalam kondisi masih menyala, jangan putar kembali seba bisa membuat bahan bakar lebih boros karena RPM-nya yang terlalu tinggi.
Untuk melakukan cara menurunkan RPM mobil injeksi yang sudah dijelaskan di atas, Kamu tak memerlukan peralatan secara khusus. Akan tetap berbeda jika mobil yang Kamu miliki tidak mempunyai sistem ISAS seperti yang dijelaskan di atas. Alhasil Kamu harus membawa mobil-mu ke bengkel.
Metode 2 : Menurunkan RPM Mobil Injeksi lainnya
1. Melakukan Pembersihan Pada Air Flow
Cara menurunkan RPM mobil injeksi selanjutnya ialah dengan membersihkan air flow. Unit pada air flow ini sangat penting dalam meningkatkan performa mesin. Belum lagi jika unit ini usia pemakaiannya sudah cukup tua.
Oleh karena itu, Kamu bisa melakukan pembesihan pada air flow unit atau melakukan perbaikan secara periodik. Dengan kondisi unit air flow yang bersih, mobil pun menjadi lebih optimal dan tak mengalami kerusakan seperti naiknya RPM.
Namun jika saat proses pengecekan Air Flow Unit, Kamu menjumlah kerusakan cukup kronis, silahkan tukar unit ini dengan yang baru.
2. Service Berkala
Cara paling efektif untuk menurunkan RPM mobil ialah dengan melakukan service berkala. Aktuator dan sensor pada mobil injeksi bisa dikatakan cukup peka. Jika sudah terjadi kerusakna kecil, maka otomatis akan diikuti oleh kerusakan lainnya.
Maka dari itu, alangkah baiknya lakukan pencegahan kerusakan pada mobil injeksi-mu, Kamu harus melakukan service atau pembersihan injeksi secara periodik. Waktu yang direkomendasikan untuk service injeksi adalah 2 bulan sekali atau 1 bulan sekali.
3. Melakukan Service Besar
Cara menurunkan RPM mobil injeksi selanjutnya ialah dengan melakukan service besar. Biasanya service besar ini dilakukan sebulan sekali secara teratur. Tujuannya di samping dapat mempertahankan kondisi mesin mobl tetap prima, juga bisa dijadikan alternatif untuk tetap menjaga mekanisme ada injeksi mobil agar tetap normal.
4. Menyetel RPM
Kamu juga bisa meminta pihak montir kenalanmu untuk melakukan penyetelan RPM dalam keadaan standard. Metode ini bisa membantumu mengetahi batas RPM pada mobil injeksimu sekaligus mengendalikan settingan RPM agar kembali normal seperti sedia kala.
Di samping itu, apabila Kamu menganggap jika RPM mobil injeksimu terlalu tinggi, Kamu bisa meminta montir profesional yang dapat menurunkan RPM pada mobil injeksi agar sesuai dengan batasan normal.
Nah, itulah panduan cara menurunkan RPM mobil injeksi yang dapat Kamu coba agar mesin mobil kembali normal. Bagaimana, mudah bukan?