Apa itu EKG? EKG atau elektrokardiogram ialah sebuah tes pengukuran sekaligus perekaman aktivitas listrik organ jantung memakai mesin pendeteksi elektrokardiograf atau impuls listrik. EKG dapat menerjemahkan impuls listrik ke dalam grafik yang nantinya ditampilkan di layar pemantau. Menggunakan prosedur ini bisa dikatakan cepat, aman serta tidak menyakitkan mengingat dilakukan tanpa syatan dan aliran arus listrik. Lalu, bagaimana cara membaca EKG?
Daftar Isi
Jenis-Jenis Tes EKG
Sebelum membahas cara membaca EKG, alangkah baiknya Kamu mengetahui jenis-jenis EKG di rumah sakit terlebih dahulu :
1. Resting EKG
Pada pemeriksaan ini, biasanya pasien atau penderita kondisinya harus berbaring. Saat tes berlangsung, biasanya pasien tak akan diperkenankan bergerak sebab bisa berpengaruh pada hasil pemeriksaan. Hasil impuls listrik akibat pergerakan otot dapat mengganggu pemeriksaan jantung. Biasanya tes ini berlangsung selama 5-10 menit.
2. Ambulatory ECG
Biasanya pemeriksaan ini akan dilakukan selama 24 jam kurang lebih. Pasien akan diperbolehkan bergerak dengan normal. Pemeriksaan ini umumnya dipakai pada pasien yang memiliki gejala gangguan organ jantung yang tidak terlihat ketika dilakukan tes resting EKG. Selain itu, Ambulatory ECG pun biasanya dipakai pada pasien tertentu yang baru sembuh dari gangguan serangan jantung dalam memonitor kerja organ jantung.
3. Stres Jantung
Biasanya tes ini dilakukan untuk merekam keadaan jantung penderita saat melakukan aktivitas. Selain itu, alat EKG akna ditempelkan lalu pasien diminta berjalan memakai sepeda statis atau treadmill. Untuk tes EKG yang satu ini biasanya harus dilakukan mulai 15-30 menit.
Jika sudah menjalani tes pemeriksaan EKG tertentu, biasanya dokter akan memperoleh hasil cetakan tes EKG. Gambar EKG yang normal biasanya menunjukkan ritme yang khas dihasilkan pada jantung. Terdapat 5 komponen dasar tertentu yang harus dimiliki pada rekaman EKG yang normal. Biasanya meliputi segmen PR, gelombang P, gelombang T, gelombang ST, dan gelombang kompleks QRS.
Cara Membaca EKG
Bagaimana Cara Membaca Hasil EKG?
Dalam pembacaan EKG, terdapat 7 kriteria yang dapat digunakan dalam menilai hasil dari gelombang rekam jantung. Kriteria inilah yang dapat menentukan normal atau tidaknya hasil gelombang EKG> Adapun 7 kriteria menginterpretasikan hasil dari EKG tersebut diantaranya irama, frekuensi, jarak P-QRS, gelombang P, segmen S-T, gelombang T dan kompleks QRS.
Untuk lebih jelasnya, berikut cara membaca EKG irama jantung yang bisa Kamu pelajari :
1. Menentukan atau Membaca Hasil EKG Irama Jantung
Untuk menentukan irama pada jantung, maka urutan yang wajib ditentukan ialah berikut ini :
- Tentukan irama pada denyut jantung, apakah teratur ataukah tidak? Adapun caranya, Kamu tinggal mencari area pembuluh darah pasien, kemudian mulai rasakan bagaimana denyut nadinya. Perhatikan, apakah denyutan jantungnya teratur ataukah tidak?
- Menentukan frekuensi jantung atau heart rate. Jika kebingungan terkait penentuan frekuensi jantung, biasanya memakai rumus berikut : 300/jumlah kotak besar antara R menuju R. Selain itu bisa juga memakai rumus ini : 1500/jumlah kotak kecil antar R menuju R.
- Menentukan tingkat kenormalan gelombang.
- Menentukan interval atau jarak PR.
- Memastikan dan tentukan apakah gelombang QRS yang ditampilkan normal ataukah tidak,
2. Penentuan Irama Jantung
Cara membaca EKG berikutnya ialah menentukan irama jantung. Untuk menentukan irama jantung sebenarnya tidak susah. Kamu hanya perlu membandingkan gelombang R pada tiap-tiap kotak. Apabila jumlah kotak dilalui R sama, dapat dipastikan irama pada jantung itu teratur atau reguler. Namun sebaliknya, jika antara interval R ke R lainnya tidak sama dapat dipastikan irama jantung pada penderita atau pasien tidak beraturan.
3. Membaca Irama Jantung
Ada 3 tahapan dalam pembacaan irama jantung atau rhythm jantung, diantaranya :
- Jika irama pada jantung reguler atau teratur serta gelombang P diikuti oleh gel. Maka QRS-T normal disebut dengan nama irama sinus atau sinus ritme.
- Jika irama pada jantung lebihce pat hingga 100 kali lebih per menit, dinamakan sinus tachikardi. Sementara jika tidak sampai 60 kali per menitnya, maka dinamakan dengan bradikardi.
- Selain yang telah disebutkan diatas disebut aritmia.
Nah, itulah tahapan cara membaca EKG irama jantung pada penderita yang dapat dilakukan untuk menentukan apakah irama jantungnya beraturan atau tidak beraturan.
Lalu, Kapan EKG Dilakukan?
EKG dilakukan apabila seseorang mengalami gejala gangguan penyakit jantung, misalnya saja seperti cepat lelah, jantung berdebar, gangguan pada irama jantung, badan lemas, sulit bernafas, dan nyeri dada. Tes EKG bertujuan untuk mendeteksi gangguan kesehatan terkait dengan organ jantung. Mulai dari serangan jantung, gangguan elektrolit, penyakit jantung koroner, evaluasi efektivitas alat pacu organ jantung, keracunan serta efek samping dari obat-obatan.
Selain itu, biasanya EKG memberikan efek samping seperti reaksi alergi di kulit yang disebabkan oleh elektrode yang telah ditempelkan ke tubuh. Biasanya rasa nyeri akan timbul ketika elektrode dicabut sesudah pemeriksaan EKG dilakukan.
Kelainan pada organ jantung yang timbul dan hilang terkadang menjadi sulit dideteksi dengan hanya melakukan pemeriksaan EKG. Dalam kasus ini, adanya kelainan jantung akan dideteksi melalui pemeriksaan pada aktivitas listrik jantung. Biasanya hal ini berbeda dari pemeriksaan EKG standar, diantaranya :
- EKG treadmill atau tes stres. Kamu dapat melakukan tes yang satu ini sembari mengayuh sepeda statis atau treadmill.
- Holter monitor, biasanya alat ini biasanya dikalungkan pada leher sembari ditempelkan elektrode di dada. Selama holder monitor dan elektrode dalam kondisi kering, maka Kamu tetap dapat beraktivitas sembari melakukan pemeriksaan. Hal ini dikarenakan alat tersebut bisa merekam EKG dengan cara berkelanjutan, paling tidak sampai 1-2 hari.
Prosedur Pelaksanaan EKG
Selain memahami cara membaca EKG, Kamu juga perlu mengetahui prosedur pelaksanaan EKG sebagai berikut :
1. Sebelum Pelaksanaan EKG
Sebenarnya tak ada persiapan secara khusus dalam pemeriksaan EKG. Sebab biasanya pemeriksaan ini dilakukan dalam kondisi gawat darurat. Selain itu, EKG dilakukan saat mendeteksi terjadinya serangan jantung serta untuk mengetahui kelainan jantung. Apabila pemeriksaan EKG direncanakan, biasanya Kamu akan dianjurkan untuk menghindari penggunaan minyak, losion maupun bedak di tubuh terutama area dada.
Ini dapat menyulitkan proses penempelan elektrode di dalam tubuh. Selain itu, pastikan dokter yang menangani mengetahui riwayat suplemen dan obat-obatan yang dikonsumsi.
2. Pelaksanaan EKG
Prosedur pelaksanaan EKG sendiri berlangsung singkat, biasanya hanya memerlukan waktu selama 5-8 menit saja. Pada pelaksanaannya, Kamu diminta melepaskan baju bagian atas beserta aksesoris yang terdapat pada kantong baju sebelum melakukan pemeriksaan. Ketika pemeriksaan berlangsung, maka elektrode akan ditempelkan pada lengan, tungkai dan dada.
Jumlah pemasangan elektrode biasanya dari 10-12 buah, berukuran kecil dan berbahan plastik. Setiap kabel elektrode terhubung pada mesin EKG, digunakan untuk merekam kelistrikan jantung. Selain itu, dokter biasanya akan menginterpretasi hasil dari pemeriksaan di layar pemantau, lalu hasilnya dicetak di dalam kertas.
3. Sesudah EKG
Pasien biasanya dapat beraktivitas seperti umumnya sesudah dilakukan EKG, terkecuali apabila hasil pemeriksaan EKG menunjukkan kelainan atau abnormal. Dalam kasus ini, akan dibatasi aktivitas tertentu sesuai penyakit yang diderita. Adapun hasil rekaman EKG dapat didiskusikan kembali dengan dokter spesialis dengan membuat janji setelahnya, atau bisa juga langsung didiskusikan sesudah mendapat hasilnya.
Informasi yang dapat Kamu peroleh dari hasil pemeriksaan EKG diantaranya ialah irama jantung, denyut jantung, suplai oksigen dan struktur otot jantung. Selain itu, pemeriksaan lanjutan akan dilakukan berdasarkan hasil temuan EKG.
Demikian ulasan tentang cara membaca EKG, jenis-jenis EKG dan prosedur pemeriksaan EKG itu sendiri. Semoga informasi di atas bermanfaat!