Di Indonesia, penyakit yang disebabkan oleh nyamuk seperti demam berdarah, malaria, chikungunya, dan kaki gajah masih merupakan beban kesehatan masyarakat dengan demam berdarah menjadi pemuncak masalah yang merenggut banyak nyawa setiap tahun. Pencegahan menjadi sangat krusial dan untuk saat ini ada tren pin anti nyamuk yang digandruingi masyarakat. Tapi, apa benar pin anti nyamuk efektif? Bagaimana pula cara kerja pin anti nyamuk ini?
Daftar Isi
Cara Kerja Pin Anti Nyamuk
Sebelum melangkah jauh ke teknologi pin anti nyamuk, kita perlu memperjelas bahwa artikel ini tidak mendukung penggunaan pin anti nyamuk dan juga tidak melarang penggunaanya. Artikel ini disiapkan sebagai media pemberian informasi terutama untuk para orang tua yang kerap memilih opsi pin anti nyamuk kepada bayinya.
Popularitas Pin Anti Nyamuk
Selain lotion pengusir nyamuk, orang tua kini beralih ke pin anti nyamuk – alat dengan bentuk warna-warni yang dirancang untuk ditempatkan pada pakaian anak – yang konon dapat mengusir nyamuk. Opsi ini diklaim lebih mudah dibawa dan lebih nyaman diterapkan ketimbang produk topikal. Karena beberapa alasan tersebut, patch, gelang, dan pin anti nyamik menjadi alternatif yang populer.
Namun terlepas dari popularitasnya, masih ada banyak hal misterius yang menimbulkan pro kontra tentang cara kerja pin anti nyamuk. Terlepas dari hal tersebut, popularitasnya masih sangat tinggi dan bahkan, pin anti nyamuk yang dulunya sulit diakses publik kini tersedia di berbagai online shop di marketplace ternama di Indonesia.
Prinsip Cara Kerja Pin Anti Nyamuk
Untuk saat ini, ada dua jenis pin anti nyamuk yang tersedia di pasaran. Pilihan pertama datang dalam bentuk patch atau sebentuk koyo yang dimasukkan ke dalam wadah kecil yang di-custom berdasarkan permintaan konsumen. Teknologi lain yang tersedia adalah pin anti nyamuk dalam bentuk clip-on yang menggunakan bahan kimia sebagai komponen repellent utama.
Patch Anti Nyamuk
Opsi ini menggunakan vitamin B1 sebagai bahan utama untuk menangkal nyamuk. Patch ini bekerja dengan menjenuhkan kulit dengan vitamin B1, yang seharusnya akan membuat aroma tubuh menjadi tidak menarik bagi nyamuk.
Tapi sayangnya, Pusat Informasi dan Bioteknologi di Amerika Serikat mengatakan bahwa “hasil dari sejumlah kecil penelitian yang diterbitkan menunjukkan bahwa suplemen vitamin B kompleks tidak terlalu efektif sebagai penolak nyamuk, tetapi penelitian ini dibatasi oleh penggunaan subjek manusia yang sangat sedikit dan hanya satu spesies nyamuk.”
Meski beberapa pengguna kerap mengatakan bahwa patch ini berfungsi dengan baik, namun penelitian lebih lanju masih perlu dilakukan mengingat penggunaannya yang sangat masif saat ini.
Pin Clip-On Anti Nyamuk
Opsi ini menjadi salah satu yang paling digemari para orang karena konsepnya yang tidak menerapkan bahwa kimia pada kulit. Sejujurnya, poin ini lah yang menjadi nilau jual tertinggi dari cara kerja pin anti nyamuk yang viral di masyarakat. Kesannya aman untuk digunakan oleh semua orang termasuk si buah hati.
Namun, berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan bahwa pin anti nyamuk jenis ini “belum dievaluasi secara memadai untuk kemanjurannya dalam mencegah penyakit yang ditularkan melalui vektor.”
Secara prinsip kerjanya, pin anti nyamuk ini menggunakan kipas untuk mengedarkan bahan kimia metofluthrin ke udara di sekitar pengguanya. Walhasil, proses ini menawarkan perlindungan yang lebih sedikit dan terkhusus ketimbangan kebanyakan semprotan anti nyamuk.
Selain itu, perlu diperjelas bahwa metofluthrin diklasifikasikan sebagai neurotoksin dan memiliki potensi karsinogen. Jadi, meskipun pin pengusir nyamuk alternatif ini mungkin terdengar menjanjikan, tapi tampaknya tidak sepenuhnya bekerja dengan baik dan malah mungkin membuang-buang uang.
Solusi Alami vs Pin Anti Nyamuk
Ada persepsi kuat tentang bahan alami adalah yang terbaik. Eits tunggu dulu, faktanya adalah bahan natural tidak bisa selalu dikategorikan sebagai aman, terutama untuk bayi dan anak kecil. Kalau kamu ingin mencoba solusi alami atau pengusir serangga alami, pastikan pilihan tersebut aman untuk usia si buah hati.
Beberapa bahan seperti serai, cedar, nimba, lavender, kayu putih, dan kedelai dapat membantu mengusir nyamuk begitu juga dengan minyak esensial. Namun, minyak esensial yang terlalu kuat tidak boleh digunakan langsung pada kulit bayi, atau bahkan balit.
Kalau kamu kebetulan lebih suka menggunakan minyak esensial dalam alat diffuser, atau dalam bentuk dupa dan lilin, pastikan minyak tersebut digunakan dengan aman untuk mencegah luka bakar. Lilin yang menyala, burner, dan agarbattis semuanya terlihat sangat menarik bagi anak kecil.
Kamu juga mungkin pernah mendengar bahwa jeruk nipis dan cengkeh, asap dari daun nimba, pengobatan homeopati, buzzer elektronik, vitamin B1 atau B12, bawang putih, ekstrak ragi dan minyak pohon teh dapat membantu mengusir nyamuk. Namun, sejujurnya tidak ada penelitian yang jelas tentang seberapa efektif bahan ini sebenarnya. Hmm, jadi makin bingung ya!