Teknologi identifikasi telah mencapai level terbaru dengan Google Indicator dan Digital Signature. Namun kedua opsi tersebut masih tergolong tidak seaman RFID yang menggunakan identifikasi sinyal radio. Inilah mengapa, cara kerja RFID harus terus dipelejari untuk meningkatkan level keamanannya.
Daftar Isi
Cara Kerja RFID
RFID atau teknologi identifikasi frekuensi radio adalah bentuk komunikasi nirkabel yang menggabungkan penggunaan kopling elektromagnetik atau elektrostatik di bagian frekuensi radio dari spektrum elektromagnetik untuk mengidentifikasi objek, hewan, atau orang secara unik.
Prinsip Dasar Cara Kerja RFID
Setiap sistem RFID terdiri dari tiga komponen: antena pemindai, transceiver, dan transponder. Ketika antena pemindai dan transceiver digabungkan, komponen ini disebut sebagai pembaca atau interogator RFID. Untuk saat ini ada dua jenis pembaca RFID – tetap dan seluler.
Pembaca RFID tetap adalah perangkat yang terhubung ke jaringan yang dapat portabel atau terpasang secara permanen. Alat ini menggunakan gelombang radio untuk mengirimkan sinyal yang mengaktifkan tag. Setelah diaktifkan, tag akan mengirimkan gelombang kembali ke antena, di mana ia akan diterjemahkan ke dalam data.
Transponder dengan basis relay ada di dalam tag RFID itu sendiri. Rentang baca untuk tag RFID akan bervariasi berdasarkan faktor termasuk jenis tag, jenis pembaca, frekuensi RFID dan gangguan di lingkungan sekitar. Tag yang memiliki sumber daya yang lebih kuat akan memiliki jangkauan bacaan yang lebih panjang.
Teknologi Tag RFID
Tag RFID terdiri dari sirkuit terpadu (IC), antena, dan substrat. Bagian dari tag RFID yang mengkodekan informasi pengidentifikasi disebut tatahan RFID. Untuk saat ini hanya ada dua jenis utama tag RFID. Opsi pertama adalah RFID aktif dimana ia memiliki sumber dayanya sendiri yang biasanya berbentuk baterai dan RFID pasif.
Sementara itu RFID pasif menerima kekuatannya dari antena pembaca, yang gelombang elektromagnetiknya menginduksi arus di antena tag RFID. Ada juga tag RFID semi-pasif dimana baterai menjalankan sirkuit saat komunikasi ditenagai oleh antena pembaca RFID.
Kunci utama dalam cara kerja RFID ada pada memori non-volatil yang tertanam dalam setiap sistem RFID. Tag RFID biasanya akan menyimpan kurang dari 2.000 KB data, termasuk pengidentifikasi/nomor seri unik. Tag juga dapat bersifat read-only atau read-write, dimana data dapat ditambahkan oleh antena pembaca atau data yang ada ditimpa.
Rentang proses pembacaa untuk tag RFID bervariasi berdasarkan faktor termasuk jenis tag, jenis antena pembaca, frekuensi RFID, dan gangguan di lingkungan sekitar atau dari tag dan antena pembaca RFID lainnya. Tag RFID aktif akan memiliki jangkauan baca yang lebih panjang daripada tag RFID pasif karena sumber daya yang lebih kuat.
Smart label yang kini lazim ada di banyak usaha retail adalah salah satu realisasi teknologi tag RFID sederhana. Label ini memiliki tag RFID yang disematkan ke dalam label perekat dan menampilkan kode batang atau barcode. Label pintar ini dapat dicetak sesuai permintaan menggunakan printer desktop, di mana tag RFID akan memerlukan peralatan yang lebih canggih terutama di area penampang power supply.
Sistem Pendukung Utama RFID
Meski skema prinsip dan cara kerja RFID tergolong simple, namun sistem pendukung dari teknologi ini nyatanya sedikit lebih rumit. Setidaknya, ada tiga jenis utama sistem RFID: frekuensi rendah (LF), frekuensi tinggi (HF) dan frekuensi ultra-tinggi (UHF). Level microwave dari RFID juga sebenarnya tersedia namun frekuensinya akan sangat bervariasi menurut negara dan wilayah.
- Sistem RFID frekuensi rendah. Sistem ini berkisar dari 30 KHz hingga 500 KHz. Namun frekuensi tipikalnya adalah 125 KHz. Jenis RFID ni memiliki jangkauan transmisi yang pendek, umumnya hanya satu meter saja.
- Sistem RFID frekuensi tinggi ini berkisar dari 3 MHz hingga 30 MHz, dengan frekuensi tipikal 13,56 MHz. Rentang standarnya berkisar dari satu meter hingga 9 meter.
- Sistem RFID UHF. Skema ini berkisar dari 300 MHz hingga 960 MHz, dengan frekuensi tipikal duduk di angka 433 MHz dan umumnya dapat dibaca oleh antena dari jarak lebih dari 10 meter.
- Sistem RFID gelombang mikro. Khusus untuk yang satu ini, sistemnya bekerja pada rentang 2,45 Ghz dan dapat ditangkap dari jarak lebih dari 15 meter.
Namun terlepas dari sistem yang ada, frekuensi yang digunakan akan tergantung pada aplikasi RFID dengan jarak aktual yang diperoleh terkadang dapat bervariasi dari yang diharapkan. Misalnya, ketika Departemen Luar Negeri mengumumkan akan mengeluarkan paspor elektronik yang diaktifkan dengan chip RFID, dikatakan disana bahwa chip tersebut hanya dapat dibaca dari jarak sekitar 10 cm.
Namun dalam realitanya, antena pembaca RFID dapat membaca informasi dari tag RFID paspor elektronik pada jarak lebih jauh dari 10 cm. Nahj, kika rentang baca yang lebih panjang diperlukan, maka menggunakan tag dengan daya tambahan dapat meningkatkan rentang baca hingga lebih dari 10 meter. Tapi lagi-lagi, keseimbangan antara output dan input akan sangat krusial untuk memastikan cara kerja RFID modern dapat berjalan sempurna.