Cara Kerja Multi Level Marketing

Cara Kerja Multi Level Marketing
Cara Kerja Multi Level Marketing

Dalam dunia bisnis, ada banyak cara untuk menggaet konsumen. Di era yang sudah serba sosial media sekarang, trik dengan menggunakan influencer dan promoted post jadi salah satu cara yang paling viral. Tapi, ada satu strategi marketing yang telah terbukti sangat ampuh sepanjang waktu: Multilevel Marketing alias MLM. Lantas, gimana sebenarnya cara kerja Multi Level marketing? Cek artikel ini sampai selesai!

Cara Kerja Multi Level Marketing

Cara Kerja Multi Level Marketing
Cara Kerja Multi Level Marketing

Skema marketing terbaik adalah yang berhasil. Pribahasa dalam dunia bisnis inilah yang membuat banyak usaha akhirnya memakai skema yang beragam. Namun sejauh ini tidak ada strategi yang telah tahan banting pergeseran pasar selain skema multi level marketing. Namun apa sebenarnya MLM dan mengapa ia sangat sering digunakan?

Definisi Multi Level Marketing

Multi level marketing (MLM) adalah strategi dalam menjual produk dan jasa melalui tenaga kerja non-gaji dalam sistem komisi berbentuk piramida. Strategi MLM juga dikenal sebagai pemasaran jaringan atau pemasaran rujukan dengan mencari reseller di tingkat selanjutnya. Singkatnya, cara kerja multi level marketing bertitik berat pada keanggotaan untuk memangkas budget pemasaran.

Perusahaan yang menerapkan multi level marketing mendorong distributor yang ada untuk merekrut distributor baru, yang dikenal sebagai downline dari distributor yang sudah bergagung. Nah, sebenarnya tidak ada yang salah dengan multi level marketing namun skem ini sering dikacaukan dengan skema piramida yang statusnya ilegal.

Cara Kerja Multi Level Marketing

Dalam skema MLM, ada beberapa lapisan tenaga penjualan yang terikat dalam kerjasama affiliate. Tenaga penjualan ini biasa dikenal sebagai distributor, yang merupakan peserta independen yang tidak digaji. Ada dua sumber pendapatan bagi seorang distributor. Salah satunya adalah komisi penjualan produk ke pelanggan secara langsung sementara jalur yang satunya lagi adalah dengan merekrut distributor baru.

Distributor tidak dibayar ketika peserta baru – downline – direkrut. Namun, penjualan dari distributor downline-nya juga akan diatribusikan padanya. Distributor kemudian akan dikompensasikan dengan persentase tertentu atas penjualan dari tim downline-nya.

Banyak distributor dengan tim downline skala besar bahkan tidak menjual produk itu sendiri. Mereka dapat menerima komisi yang cukup dari penjualan tim di bawah mereka. Sistem komisi ini secara efektif memotivasi distributor yang ada untuk membangun atau memperluas tim downline mereka.

Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mempekerjakan tenaga penjualan yang lebih besar, dan dengan demikian, akses ke basis pelanggan yang lebih besar. Proses perekrutan inilah yang menjadi kunci dari cara kerja multi level marketing.

Pro dan Kontra Multi Level Marketing

Strategi pemasaran bertingkat alias MLM sangat bermanfaat bagi perusahaan dan distributor. Sebuah perusahaan dapat memperoleh akses ke basis pelanggan yang besar dalam jangkauan geografis yang luas melalui pemasaran jenis ini.

Berhubung distributor bekerja dalam ranah yang independen, perusahaan tidak perlu membayar gaji tetap, tetapi hanya komisi saat penjualan dilakukan, yang memungkinkan mereka untuk menghemat biaya penjualan.

Bagi para distributor, pemasaran via MLM memungkinkan mereka untuk memperoleh penghasilan tambahan dengan fleksibilitas yang memadai. Mereka juga dapat memilih untuk bekerja penuh waktu atau paruh waktu untuk menyesuaikan jadwal dengan mudah.

Namun sebaliknya, distributor di tingkat yang lebih rendah mungkin aan menemukan diri mereka dalam posisi yang kurang menguntungkan. Mereka biasanya harus bekerja lebih keras tetapi pada akhinya hanya menghasilkan pendapatan yang jauh lebih rendah daripada yang ada di tingkat atas, karena distributor tingkat atas juga berhak untuk mendapatkan komisi atas penjualan mereka.

Tingkat fleksibilitas dan otonomi yang tinggi juga memiliki kelemahan. Distributor hanya menerima dukungan terbatas dari perusahaan. Kurangnya pelatihan penjualan atau dukungan dari perusahaan dapat membuat upaya penjualan menjadi tidak efisien.

Selain itu, organisasi bisnis dengan skema MLM tidak memiliki kendali atas tenaga penjualannya. Reputasinya dapat rusak jika beberapa distributornya bertindak tidak bertanggung jawab atau tidak menjaga kepercayaan pelanggan.

Perhatian lain yang jadi catatan besar dalam cara kerja multi level marketing adalah skema piramida. Skema piramida adalah penipuan dan dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi pesertanya.

Multi Level Marketing vs. Skema Piramida

Skema piramida terlihat sangat mirip dengan MLM. Skema jahat ini juga memperluas bisnis dengan merekrut beberapa lapisan anggota, yang membentuk sistem piramida. Namun, inti dari skema piramida adalah penipuan ilegal, sedangkan multi level marketing adalah legal.

Perbedaan utama adalah bahwa tujuan utama dari perusahaan MLM adalah untuk menjual produk atau jasa yang terlegitimasi kepada pelanggannya. Sebaliknya, skema piramida tidak menyediakan produk atau investasi nyata apa pun.

Peserta biasanya tertipu dengan skema piramida karena dijanjikan akan menerima bayaran yang besar dengan merekrut downline. Semakin banyak downline peserta yang direkrut, semakin banyak pula orang yang akan terseret ke dalam aktivitas penipuan tersebut.

Karena itu, akan sangat penting untuk mengidentifikasi apakah model bisnis tertentu adalah pemasaran bertingkat yang sah atau skema piramida palsu yang akan merugikan. Jika sebuah bisnis menempatkan fokus yang lebih besar pada perekrutan ketimbang menjual produk, maka bisnis tersebut kemungkinan besar merupakan skema piramida.

Related posts