Dalam sejumlah industri kimia, pengukuran aliran dari suatu zat memiliki peranan penting. Biasanya hal ini dilakukan selain di industri kimia, juga dalam aplikas pembangkit listrik, industri farmasi, kilang minya, industri minuman dan makanan. Untuk mengukur laju aliran dari suatu fluida harus memanfaatkan cara kerja flow meter.
Untuk pengukuran aliran fluida ini dibutuhkan flow meter sendor. Dalam penggunaan flow meter sendiri, akan didapatkan nilai hasil pengukuran bernama debit atau “flow rate” dengan satuan liter/hours atau disingkat menjadi l/h. Berdasarkan satuan tersebut bisa diturunkan kembali menjadi liter per minutes (l/m) atau liter/second (l/s).
Daftar Isi
Alur Kerja Instrumen Flow Meter
Alur kerja dari instrumen flow meter sendiri mempunyai jangkauan yang begitu luas dalam penggunaannya. Dimana sensor flow meter ini diaplikaskan untuk mengambil data, kemudian menghitung data tersebut yang sudah berhasil diterima sensor menggunakan interaksi fluida via komputer. Biasanya dinamakan sebagai transducer, komputasi dan transmitter untuk memproses sinyal, serta menganalisa situasi yang ada di sekitar pengukuran.
Ukuran dan model flow meter biasanya berbeda-beda, hal ini tergantung pada kebutuhan di lapangan dan jenisnya itu sendiri. Apabila model dan jenis yang dipilih kurang sesuai bisa mempengaruhi akurasi pengukuran pada fluida tersebut.
Untuk mendapatkan jenis flow meter paling tepat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, mulai dari jenis fluida, tingkat keasaman cairan, temperatur, dan tingkat kepekatan fluida itu sendiri. Menurut strukturnya, alat flow meter ini digunakan untuk pengukuran 3 jenis zat, diantaranya gas, padat dan cair. Untuk padatan biasanya berbentuk tepung, bubuk dan pasir.
Kegunaan Flow Meter
Setiap alaat mempunyai tujuan dan fungsi sebagai alasan kenapa alat tersebut diinstal dan diaplikasikan. Kegunaan flow meter sendiri sangat krusial dan penting karena bisa dijadikan tolak ukur atau parameter guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas sebuah kondisi. Berikut beberapa keguaan flow meter, diantaranya :
1. Dapat Mengetahui Paramater Ukuran Dalam Mengontrol Rangkaian Elektronik
Flow meter dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur aliran listrik. Sebab parameternya di sini bsia berbentuk flow rate atau kecepata aliran yang ditunjukan data berbentuk angka. Lalu data ini akan dipakai untuk mengatur cara menghasilkan sinyal dan aliran listrik sebagai input dalam mengendalikan rangkaian elektronik yang lainnya.
2. Menentukan Efisiensi dan Efektivitas Sebuah Proses
Hasil pengukuran lewat flow meter dapat diaplikasikan sebagai dasar melakukan penyesuaian atau adjustment terhadap kecil atau besarnya suatu aliran. Melalui penyesuaian itulah, efisiensi suatu proses serta kebutuhan pada bangunan, industri atau peralatan rumah tangga dapat tercapai.
Seperti proses pembangunan pada industri manufaktur. Karena kebutuhan industri manufaktur penting sekali dalam memperhatikan tekanan udara, kebutuhan air, dan aliran. Kebutuhan ini harus diatur baik besar maupun kecilnya sebab setiap elemen yang berkiatan dengan material ini mengacu pada konsumsi mesin produksi dan kebutuhan akan lini produksi.
3. Mengetahui Ukuran Aliran Beberapa Material
Flow meter dapat daplikasikan untuk pengukuran berbagai macam aliran yang kerap diperlukan dalam aktivitas sehari-hari. Seperti solar, gas, bensin, air, dan lainnya. Dengan menggunakan alat ini, sangat membantu para penggunanya menentukan panjang dan besaran saluran yang dibutuhkan. Dengan demikian dapat melakukan pengukuran kebutuhan aliran dengan tepat lewat data ukuran yang didapatkan.
4. Mengantisipasi Terjadinya Kerusakan Mesin
Performa dan kapasitas cooling system, compressor, pipa, pompa, dan beberapa komponen yang berkaitan dengan aliran dapat diukur memakai flow meter. Adapun potensi kerusakan pada mesin juga dapat diketahui sejak dini melalui pengukuran. Dengan demikian, dapat meminimalisir terjadinya kerusakan mesin.
Demi mengantisipasi terjadinya kerusakan semakin parah, kamu dapat mengantisipasinya melalui perawatan secara berkala berdasarkan pada hasil analisa alat flow meter.
Cara Kerja Flow Meter
Bagaimana Flow Meter Bekerja?
Setiap jenis flow meter memiliki cara kerja flow meter yang berbeda. Biasanya flow meter diaplikasikan dan dibedakan menurut faktor-faktor berikut : perbedaan tekanan, kecepatan aliran, volume ruangan, perubahan temperatur, dan torsi yang disebabkan oleh vibrasi atau yang lainnya.
Akan tetapi menurut teori fisika atau matematika, setiap jenis mempunyai cara kerja flow meter yang sama berdasarkan rumus tertentu. Beberapa variabel yang diterapkan dalam perhitungan besaran ukuran diperoleh berdasarkan pada sensor flow meter yang mengacu terhadap teori-teori serta hukum yang ditemukan oleh para ahli.
Ada beberapa perbedaan mendasar tentang cara kerja flow meer yang dapat dipilihat berdasarkan beberapa contoh di bawah ini :
- Coriolis mass flow meter memakai perhitungan coriolis.
- Magnetic flow meter memakai hukum faraday, sebab flow meter jenis ini hanya dapat dioperaskan untuk cairan dengan konduktivitas tertentu.
- Ultrasonic flow meter memanfaatkan kecepatan suara dalam tingkatan ultra, dan disebut juga sebagai ultrasound untuk perhitungan velocity atau kecepatan pada aliran fluida.
Di samping melihat cara kerja flow meter, penting juga untuk mengecek sistem instalasi flow meter. Kamu dapat memasang flow meter, baik dengan cara insert in, inline, atau dengan cara clamp on. Dimana untuk metode insert in dilakukan dengan cara melubangi bagian saluran pipa, inline dengan pemotongan saluran pipa, dan terakhir clamp on dengan cara menempelkan alat flow meter di sisi luar pipa.
Selain itu, pastikan pula Kamu mengetahui hal-hal yang paling dibutuhkan agar Kamu dapat memilih jenis flow meter sesuai dengan pemasangan dan cara kerja flow meter itu sendiri. Kamu dapat mempertimbangkan tujuan pemakaian flow meter, cara pemasangan, budget dan kondisi lapangan.
Jenis dan Cara Kerja Flow Meter
Berikut ada beberapa jenis dan cara kerja flow meter yang perlu Kamu ketahui, berikut ini :
1. Thermal Mass Flow Meter
Alat ini umumnya dipakai untuk pengukuran laju alir masa, terutama fluida gas berupa oli, gas alam, udara, nitrgen, CNG dan sebagainya. Thermal Mass Flow Meter tidak digunakan untuk fluida bertemperatur tinggi.
2. Ultrasonic Flow Meter
Ultrasonic flow meter mempunyai koneksi flange, clamp on dan insertion. Aliran jenis slurry atau lumpur tidak cocok memakai alat ini, sebab flow meter jenis ini biasanya hanya dipakai untuk cairan homogen saja. Kamu dapat memakainya baik bagi aliran akibat gravitasi maupun aliran lambat.
Rotameter termasuk ke dalam sejenis clamp on ultrasonic flow meter. Instalasi ultrasonic flow meter sebenarnya cukup mudah, sebab Kamu tidak perlu memotog atau melubangi pipa. Kamu hanya perlu menginstal transducer ultrasonic. Dimana transducer ini cukup ditempel di permukaan luar pada pipa, kemudian di clamp.
3. Open Channel Flow Meter
Sistem saluran yang terbuka, seperti parit, sungai atau kanal sangat cocok memakai alat ukur ini. Dimana hasil pengukuran open channel flow meter biasanya berbentuk kecepatan aliran melalui perhitungan dengan memperhatikan ketinggian permukaan.
Cara kerja flow meter jenis ini untuk mengukur laju aliran memakai magnetic atau transit time serta ketinggian pada permukaan aliran menggunakan level sensor. Sementara flow rate atau kapasita aliran pada kanal yang diperoleh adalah hasil dari kombinasi luas penampang dengan velocity.