Cara Menghitung BEP

Cara Menghitung BEP
Cara Menghitung BEP

Dunia bisnis tidak terlepas dari permasalahan yang carut marut menggelayuti proses dirinya untuk dapat bangkit dan terus bertahan di roda keuangan. Karena hal tersebut juga, banyak orang yang terpacu untuk mempelajari cara menghitung BEP. Apalagi, buat para kalangan pebisnis.

Tidak harus menjadi pengusaha ulung terlebih dahulu untuk kamu memahami BEP itu sendiri. Karena meskipun skala usaha kamu tergolong kecil, semua yang berkaitan dengan berdagang memang membutuhkan analisa dan prediksi yang tepat. Dengan cara seperti inilah, kamu bisa meminimalisir kerugian di masa mendatang.

BEP: Definisi, dan Dasar-Dasar Penyusunnya

BEP (Break Event Point) merupakan istilah yang digunakan dalam dunia bisnis untuk menilai keadaan yang sedang terjadi di dalam sebuah perusahaan. Sedangkan menurut ahli Garrison dan Noreen, BEP didefinisikan sebagai suatu jumlah dari penjualan yang harus tercapai untuk menutupi anggaran operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan secara menyeluruh.

Kemudian, untuk dasar-dasar dari BEP itu sendiri terdiri dari beberapa poin:

  1. Nilai dari biaya akan tetap selalu konstan. Walaupun, mengalami perubahan di bagian aktivitas produksi. Sedangkan untuk nilai dari keseluruhan biaya variabel pasti berubah seiring dengan volume atau kapasitas kegiatan produksi.
  2. Dalam masa analisis, harga jual per satu unit akan selalu konstan. Oleh karena itu, harga jual yang dikeluarkan oleh perusahaan cenderung tetap atau stuck.
  3. Selama perhitungan BEP, perusahaan perlu membagi biaya menjadi dua kategori, yaitu biaya variabel dan biaya tetap.
  4. Perhitungan Break Event Point berlaku hanya untuk satu macam produk saja. Jadi, kalau perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk yang pastinya berbeda. Maka, membutuhkan persamaan hasil dari setiap penjualan produk tersebut.
  5. Dalam konsep perhitungan BEP, jumlah dari keseluruhan produk hasil produksi akan dianggap sudah laris terjual semua. Meskipun, kenyataannya masih ada sisa produk.

Seperti halnya reaksi kimia yang pastinya membutuhkan elemen penyusun. Demikian juga di BEP. Adapun elemen-elemen yang dimaksud, diantaranya:

1. Biaya Campuran atau Mixed Cost

Mixed Cost ini merupakan biaya campuran dari kedua katgori biaya utama, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Meskipun sedang tidak menjalani produksi, anggaran satu ini wajin untuk dibayarkan serta memiliki tetapan nilai utama atau default. Contoh, tagihan listrik, air, dll.

2. Biaya Tetap atau Fixed Cost

Komponen paling penting yang harus kamu kenali dalam perumusan perhitungan nilai BEP adalah biaya tetap. Dimana, biaya ini mewajibkan perusahaan agar mengeluarkan dana saat terjadi perubahan atau tidak sedang berproduksi.

3. Biaya Variabel atau Variable Cost

Kemudian, ada biaya variabel yang berbeda dengan fixed cost. Dimana, biaya ini bersifat dinamis. Itu artinya, perusahaan akan mengeluarkan anggaran tergantung dari jumlah produk yang sedang diproduksi. Ketika produk sedang meningkat, otomatis biaya varibel juga sama.

4. Laba atau Keuntungan

Elemen satu ini paling disukai oleh setiap pebisnis. Bagaimana tidak, kalau semakin banyak keuntungan yang diperoleh perusahaan, makin besar juga peluang untuk memperluas cabang usaha. Adapun nilai laba itu sendiri, akan dimasukkan ke dalam harga jual setelah perusahaan selesai melakukan perhitungan BEP.

5. Harga Penjualan

Harga yang biasa kamu temukan saat membeli produk secara langsung dari sumber produksi itulah yang disebut dengan harga penjualan. Umumnya, harga tersebut ditetapkan per unit. Terbentuknya harga penjualan, didapatkan setelah keseluruhan dana yang digunakan ketika produksi kamu jumlahkan. Sedangkan harga aslinya, dikenal dengan Harga Pokok Penjualan.

Cara Menghitung BEP
Cara Menghitung BEP

Cara menghitung BEP atau Titik Pulang Pokok (TPP) dalam Bahasa Indonesia, sangat mudah. Dimana, Break Event Point menjelaskan suatu kondisi ketika seorang pebisnis mengeluarkan uang sebesar X (misal Rp 1 juta). Maka, ketika dirinya mendapatkan kembali jumlah tersebut, itulah yang disebut dengan BEP.

Secara terminologi dasar, sebelum melanjutkan pengenalan perhitungan BEP sebaiknya kamu juga mengetahui apa itu profit.

Apa Itu Profit?

Profit merupakan pemasukan dikurangi dengan pengeluaran. Mudahnya, bila ada uang yang masuk akan langsung dikurangi oleh uang yang keluar. Rumusnya sebagai berikut.

Profit = Revenue – Cost

Ketika seorang accounting perusahaan mendapati nilai profit yang didapatkan sebesar 0. Hal ini yang kita sebut dengan Break Event Point. Tidak ada kerugian, ataupun keuntungan yang diperoleh. Keduanya berada di posisi yang seimbang.

Cara Menghitung BEP Unit

Berikutnya, kita akan mulai masuk ke cara menghitung BEP unit sebagai pengenalan awal. Ini, bisa kamu hitung dengan mudah menggunakan rumus atau formula yang telah ada.Rumus BEP Unit

Keterangan dari simbol-simbol rumus yang tertera di atas, BEP untuk Break Event Point. FC perwakilan dari Fixed Cost, lalu P adalah Price per Unit. Kemudian, VC untuk Variable Cost.

Supaya kamu tidak bingung, kita langsung saja eksekusi rumusnya ke contoh kasus berikut.

Kasus:

Seorang Pak Kardi memiliki sebuah toko ban dengan rincian anggaran yang dikeluarkannya sebagai berikut ini.

Biaya Tetap Rp 15.000.000
Biaya Variabel Rp 450.000
Harga Jual Barang Per Unit Rp 5.500.000

BEP = Biaya Tetap : (Harga Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)

BEP = 15.000.000 : ( 5.500.000 – 450.000)

BEP = 2,97 unit (dibulatkan menjadi 3 unit)

Berdasarkan perhitungan di atas, kamu dapat mengetahui kalau usaha yang dijalani oleh Pak Kardi bisa mendapatkan modalnya kembali apabila dirinya mampu menjual kurang lebih 3 unit dalam jangka waktu satu bulan. Sedangkan bila unit yang dijual melebihi dari kisaran itu, otomatis Pak Kardi akan memperoleh profit untuk usahanya.

Cara Menghitung BEP Rupiah

Langsung saja kita lanjutkan ke cara menghitung BEP rupiah. Benar, seperti yang telah kamu ketahui sebelumnya, BEP rupiah tidak terlalu jauh berbeda dengan unit. Hanya saja, formula atau rumus yang digunakan ada sedikit perbedaan.BEP Rupiah

Pengenalan kembali terkait keterangan simbol-simbol di dalam rumus tersebut. FC sebagai Fixed Cost, VC untuk Variable Cost, dan S untuk Sales Volume. Berikut contoh perhitungan dari kasus yang terjadi pada tabel di atas.

BEP = Biaya Teteap : (Kontribusi Margin Per Unit : Harga Per Unit)

BEP = 15.000.000 : ( Harga Jual – Biaya Variabel Per Unit) : Harga Per Unit

BEP = 15.000.000 : ( 5.500.000-450.000) : 5.500.000

BEP = 15.000.000 : 0,9

BEP = 16.336.633

Maka dari itu, sesuai dengan perhitungan BEP di atas Pak Kardi akan mencapai Titik Pulang Pokok atau BEP saat usaha yang dijalani olehnya menduduki angka Rp 16.336.633. Artinya, usaha milik Pak Kardi sudah bisa balik modal seperti nilai awal yang dikeluarkan oleh beliau.

Manfaat Perhitungan BEP

Puas dengan hitung menghitung, kini kita beralih ke manfaat dari nilai BEP.

  • Mencegah perusahaan mengalami kerugian, baik itu dalam jumlah besar atau kecil. Sehingga, perusahaan dapat mengambil langkah awal untuk mengetahui besar minim jumlah yang harus dijual untuk menutupi anggaran modal di awal.
  • Pedoman dalam mengarahkan perusahaan untuk bisa menaksir nilai investasi yang tepat dan mengimbangi juga dengan biaya produksi.
  • Mengetahui keseluruhan biaya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi sejumlah produk atau barang.

Itulah cara menghitung BEP yang pelu kamu pelajari. Baca juga cara menghitung FOB untuk informasi lebih lanjut. See you and bye bye!

Related posts