Cara Menghitung FOB

Cara Menghitung FOB
Cara Menghitung FOB

Membangun satu usaha bisnis, menjadi tantangan tersendiri untuk kamu yang pertama kali terjun ke dalamnya. Mulai dari mempelajari berbagai aspek dasar, sampai ke tahap cara menghitung FOB demi meningkatkan laba perusahaan. Sebenarnya, tidak hanya FOB, ada BEP dan lainnya yang perlu kamu ketahui untuk menghindari kerugian besar.

Lantas, kaitannya apa dengan kesuksesan dalam berbisnis? Pastinya, pemahamanmu di FOB ini akan mengantarkan brand usahamu untuk menancapkan akar-akarnya hingga ke berbagai negara yang ada di belahan dunia. Ibarat kata nih, kerja sama lancar, bisnismu pun jadi lancar.

Pengertian FOB

FOB atau Free On Board merupakan istilah yang kerap digunakan dalam persoalan kegiatan ekspor impor barang. Selain produk, file seperti dokumen, emas, sampai binatang antar benua dan negara bisa kamu masukkan ke dalam istilah bisnis satu ini.

Definisi FOB secara luas merupakan, suatu perdagangan skala internasional yang melibatkan banyak pihak untuk menyelesaikan pendaratan barang hingga ke negara tujuan dengan aman. Mudahnya, kamu sebut saja dengan harga barang ekspor impor. Selain itu, dalam FOB kamu akan menemukan kontrak dan metode pengiriman yang tepat hingga barang sampai ke tujuan.

Cara Menghitung FOB

Cara Menghitung FOB
Cara Menghitung FOB

Cara menghitung FOB tahap awal, buat kamu yang masih newbie untuk kalangan para pelaku usaha bisnis. Tangkap ilmunya, dan raih keuntungan yang sebesar-besarnya! Tapi sebelum itu, yuk kenali terlebih dahulu apa saja kewajiban yang harus ditaati oleh penjual saat dirinya melakukan transaksi dalam FOB.

  • Penjual wajib untuk mengirimkan barang pesanan melalui Pelabuhan yang diangkut oleh kapal pada periode dan tanggal yang telah ditetapkan sebelumnya.
  • Membayar keseluruhan biaya operasional mulai dari pengukuran, pengecekan kualitas, penandaan barang, hingga pengemasan.
  • Mendapatkan surat izin melakukan kegiatan ekspor impor, serta kepabeanan lain yang dibutuhkan selama proses ekspor berlangsung.
  • Menyiapkan produk serta invoice penjualan yang disesuaikan dengan isi kontrak dari penjualan.
  • Melakukan konfirmasi ke pihak pembeli kalau barang pesanan sedang dalam proses pengiriman, serta sedang dimuat ke atas kapal.

Beres dengan kewajiban penjual, kini kita akan beralih ke poin-poin yang harus dipatuhi oleh pihak pembeli selama proses FOB terlaksana.

  • Memesan lebih awal (booking) lapak di kapal, lalu memberitahukan informasinya ke pihak eksportir.
  • Memperoleh surat izin impor, serta kelengkapan dokumen kepabeanan dari negara tujuan untuk kebutuhan proses impor barang.
  • Menyelesaikan jumlah tagihan barang berdsarkan nilai yang tertera di dalam kontrak penjualan.
  • Melakukan pengambilan barang saat produk sudah sampai sesuai dengan ketentuan di kontrak.
  • Mengambil beban tanggung jawab terhadap seluruh biaya operasional, serta resiko barang secara efektif yang terdapat di atas kapal

Cara Menghitung Harga FOB

Kemudian, kita beralih ke pembahasan utama yaitu, cara menghitung harga FOB. Perlu kamu ketahui kalau perhitungan satu ini dilakukan berdasarkan jenisnya. Dalam konteks tersebut, diketahui FOB memiliki 2 jenis yang berbeda.

1. FOB Shipping Point

Jenis FOB satu ini, adalah sistem perdagangan yang dilakukan dengan menargetkan pihak pembeli atau biasa disebut sebagai importir dalam menanggung pembayaran ongkos kirim. Disamping itu, pihak pembeli juga bertugas untuk mengambil segala resiko selama proses pengiriman berlangsung. Karena, barang tersebut sudah jadi hak miik importir.

2. FOB Destination

Selanjutnya, FOB Destinatioan. Dimana, seluruh biaya ongkos kirim barang yang dikirimkan dari gudang milik penjual sampai ke gudang milik pembeli, semuanya akan ditanggung oleh pihak penjual. Tanpa terkecuali. Singkatnya, apabila transaksi pembelian terjadi saat proses pengirman berlangsung, barang tersebut masih menjadi hak milik dari penjual. Jadi, sah saja.

Cara Menghitung FOB Impor

Karena kamu sudah mengetahui jenis-jenisnya, kini kita akan mempelajari cara menghitung FOB impor. Selengkapnya, simak penjelasan berikut ini.

Contoh kasus perhitungan FOB jenis Shipping Point:

PT SUMBER JAYA ABADI melakukan pembelian barang yang diambil dari CV Makmur Sentosa dengan metode pembayaran kredit mencapai Rp 600.000. Sedangkan persyaratan untuk pembayaran FOB shipping point yang telah ditetapkan untuk jasa transportasi adalah Rp 40.000.

Periodik Perpetual
Debit Kredit Debit Kredit
Pembelian 600.000 Persediaan barang 600.000
Biaya transportasi 40.000 Utang dagang 600.000
Utang dagang 640.000 Persediaan barang 40.000
Kas 40.000

Perhitungan yang tertera pada tabel di atas, menunjukkan secara terperinci beban biaya yang harus dibayarkan oleh PT SUMBER JAYA ABADI kepada pihak shipping point.

Cara Menghitung FOB dan CIF

Sebelum kita melanjutkan pembahasan ke cara menghitung FOB dan CIF. Ada baiknya kamu mengenal perhitungan untuk jenis destination terlebih dahulu. Hanya ada sedikit perbedaan saja kok dari shipping point. Berikut ulasan selengkapnya.

Contoh kasus perhitungan FOB jenis destination:

PT Mawar melakukan penjualan barang dagangan dengan sistem pembayaran kredit terhadap Toko Mawar hingga mencapai angak Rp 300.000. Kemudian, harga pokok penjualan sendiri senilai Rp 200.000 dengan syarat menggunakan metode FOB destination. Adapun untuk biaya transportasi yang perlu dibayarkan oleh pihak PT Mawar berjumlah Rp 30.000

Periodik Perpetual
Piutang dagang 300.000 Piutang dagang 300.000
Penjualan 300.000 Penjualan 300.000
Biaya transportasi 30.000 Harga pokok penjualan 200.000
Kas 30.000 Persediaan barang dagangan 200.000
Biaya transportasi 30.000
Kas 30.000

Perhitungan FOB destination ini, sangat kontras terlihat perbedaannya pada bagian penjualan pokok barang dagangan. Dimana di shipping point, pihak importir tidak perlu memasukkan hal tersebut ke dalam pembukuan.

Cara Menghitung Nilai FOB dari CIF

Selanjutnya, kita akan membahas mengenai CIF. CIF (Cost, Insurance, and Freight) adalah jumlah keseluruhan nilai harga dari barang yang ditambahkan dengan biaya ongkos kirim, serta asuransi. Itu berarti, cara menghitung nilai FOB dari CIF bisa ditaksir dari nilai barang.

Mudahnya begini, saat kamu membeli barang dengan nilai yang jauh lebih rendah dari batas pembebasan, otomatis pihak bea cukai akan melepaskan tanggunganmu dari pungutan biaya. Ya, apalagi kalau bukan biaya pajak bea dari masing-masing negara.

Perbedaan Antara FOB dan CIF

Baik FOB maupun CIF keduanya merupakan istilah yang melekat kuat dalam urusan bisnis internasional. Kalau sebelumnya kamu sudah mengetahui cara menghitung FOB berdasarkan jenisnya. Kali ini, kamu akan mengenal perbedaan antara FOB dan CIF secara signifikan.

1. FOB

Berikut peraturan yang melekat untuk metode FOB:

  • Digunakan sebagai landasan atau dasar dalam pembebasan / de minimis value.
  • Pelaku yang wajib melunasi pembayaran adalah pihak importir.
  • Luas jangkauan kewajiban eksportir dalam menanggung biaya, terhitung mulai dari barang berada di atas kapal sampai menuju pelabuhan atau port terdekat ke gudang.

2. CIF

Sedangkan hal yang berlaku untuk metode CIF, yaitu:

  • Dasar dari ketetapan peraturan pungutan biaya yang dibebankan oleh bea terhadap nilai barang yang melebihi dari batas pembebasan.
  • Pelaku yang memiliki tanggungan untuk melunasi pembayaran adalah pihak eksportir.
  • Pihak pembeli wajib menanggung ongkos kirim serta jaminan barang yang masuk ke pelabuhan,

Untuk CIF sendiri, harga ongkir + premi asuransi = harga jual. Jadi, tidak heran bukan? kalau kamu menemukan produk dari luar negeri harga jualnya lebih tinggi dibandingkan produk lokal.

Kurang lebih begitulah cara menghitung FOB, dan perbedaan antara FOB dengan CIF. Info lebih lanjut, baca cara menghitung BEP di artikel sebelumnya. Semoga bermanfaat.

 

 

Related posts