Cara Kerja Investor

Investor memilliki peranan utama di dunia investasi maupun keuangan. Seorang investor bisa dikatakan sebagai penanam modal. Pengertian lainnya dari investor adalah aktivitas investasi yang biasanya dilakukan baik oleh perorangan/individu  maupun lembaga dengan cara menanamkan modalnya dalam bentuk instrumen investasi tertentu yang dipilih sesuai jangka waktu. Cara kerja investor ialah cukup memilih jenis produk investasi yang sesuai tujuan keuangan/finansialmu.

Cara Kerja Investor

Cara Kerja Investor
Kerja Investor

Jenis-Jenis Investor Berdasarkan Pelakunya

Cara kerja investor sebenarnya tergantung dari jenis investor itu sendiri. Selain itu, investor terdiri dari beberapa jenis tergantung dari resiko dan target investasi yang dipilih. Berikut jenis-jenis investor berdasarkan pelaku dan cara kerjanya :

1. Investor Individu (Perorangan)

Investor jenis ini ialah yang biasanya bermain dalam investasi kecil. Cara kerja investor jenis ini, mereka umumnya menginvestasikan dananya ke aset dan sekuritas, dalam jumlah yang kecil. Jika dilihat garis besarnya, investor jenis ini membeli saham sekitar puluhan sampai ratusan lembar saham. Seluruh saham yang dibelinya adalah bagian dari portofolio mereka itu sendiri, sebagai individu dan bukan mewakili perusahaan atau organisasi apapun.

Cara investor ini berinvestasi biasanya lebih mengutamakan “perasaan”. Oleh karena itu, jenis investor ini sering sekali mengalami gangguan psikologis, akrena diliputi rasa khawatir bahkan seringnya serakah menentukan pembelian produk saham. Padahal sebenarnya perasaan bukan solusi jitu untuk berinvestasi dalam pasar bursa. Hal ini dikarenakan memerlukan kecermatan analisis, mengingat pergerakan saham yang sulit diperkirakan.

2. Investor Institusi (Perusahaan)

Investor jenis yang kedua ialah organisasi atau perusahaan yang berinvestasi dalam aset maupun sekuritas, biasanya berbentuk real-estate. Adapun target pembelian investor ini berbeda dari investor perseorangan yang membeli produk sahamnya dalam perusahaan terbuka. Biasanya cara kerja investor institusi atau perusahaan akan bermain dalam reksadana serta perusahaan asuransi. Bahkan tak jarang mereka bermain di pihak pengelola investasi global atau hedge fund.

Di samping itu, investor ini juga berinvestasi di perusahaan. Biasanya pembelian investor bisa mencapai hingga miliaran. Sementara penerima keuntungan investasi itu sendiri bukanlah perorangan/individu melainkan penerima yang juga pihak perusahaan.

Perbedaan Antara Investor Individu dan Perusahaan

Kedua investor tersebut memiliki sejumlah perbedaan, diantaranya meliputi :

1. Akses Informasi

Kamu harus ingat jika investor institusi adalah perusahaan besar. Biasanya mereka bisa meyewa seorang profesional atau ahli finansial untuk melakukan monitoring nyaris di seluruh aspek. Selain itu, investor perusahaan juga bisa mempekerjakan ahli-ahli yang bisa diandalkan dalam menyediakan konsultasi secara luas.

Sementara cara kerja investor individo biasanya melakukan semuanya sendiri, investor ini harus memburu semuanya tanpa dibantu oleh ahli atau profesional dalam bidang finansial. Sekarang ini, untungnya kita lebih mudah mengakses informasi, seperti internet yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk meriset sekaligus menganalisis pasar maupun data yang tersedia.

2. Menentukan Keputusan

Perbedaan cara kerja investor antara individu dengan institusi lainnya ialah, untuk institusi atau perusahaan umumnya diawasi panitia khusus. Biasanya investor institusi dinaungi dewan direksi beserta paitia investasi, sekaligus di dalamnya termasuk dewan, konsultan, serta grup yang ditugaskan mengelola investasi.

Akan tetapi hal tersebut sebenarnya bisa saja menjadi resiko negatif bagi insitusi sebab apabila bicara grup umumnya berkaitan kerat dengan adanya “persaingan kepentingan” yang terjadi antara anggotanya. Selain itu, selalu terjadi perbedaan ide karena masing-masing memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda. Maka dari itu, investor institusi biasana memerlukan komunikasi yang baik, untuk menetapkan rancangan atau rencana investasi sesuai kesepakatan dan juga target.

Lain halnya bagi investor individu yang tidak akan menghadapi semua resiko di atas. Mereka yang memutuskan segalanya atas kehendak sendiri dan biasanya berjalan sendiri tanpa harus menghadapi kendala seperti investor institusi.

3. Target Investasi

Untuk investor institusi/perusahaan, seperti halnya bank dan lembaga keuangan lain, umumnya berinvestasi besar-besaran sampai berjumlah miliaran rupiah. Maka dari itu,  perusahaan besar dan proyek-proyek besar menjadi target mereka. Dalam prosesnya, biasanya mereka mengejar instrumen investasi yang terjamin dan aman.

Sementara investor individu biasanya lebih leluasa dalam menentukan pilihan. Jenis investor ini lebih berani untuk turun ke bawah bahkan memodali beberapa perusahaan kecil hingga pelaku bisnis startup sekalipun.

4. Ukuran Investasi

Pada investor institusi biasanya hanya tertarik dengan investasi dan perusahaan besar saja. Sebab mereka mempunyai kekuatan finansial yang besar dari beberapa perusahaan. Maka dari tu, investor ini kerap mengincar ukuran investasi yang besar.

Lain halnya dengan inestor individo yang kerap menjadi sumber daya untuk modal bisnis kecil dan startup.

Jenis-Jenis Investor Menurut Profil Resiko

Untuk menentukan pilihan instrumen investasi paling ideal dengan toleransi resiko paling bisa diterima, maka investor bisa memilih instrumen yang sesuai profil resiko mereka. Ada 3 jenis profil resiko dalam investasi yang harus diketahui berikut ini :

  • Moderat, jenis investor dengan profil resiko yang satu ini biasanya cenderung memilih instrumen investasi dengan tingkat return stabil.
  • Konservatif, biasanya profil ini begitu menghindari instrumen investasi dengan tingkat resiko tinggi.
  • Agresif, untuk jenis ini umumnya sangat berani mengambil tindakan dan resiko  besar. Karenanya sering disebut dengan istilah risk taker. Jenis investor ini sangat menyukai tingkat resiko dan return sangat besar. Biasanya jenis produk investasi yang mereka pilih berupa valas dan saham.

Nah, untuk investor individu pemula yang baru pertama kali terjun dalam dunia investasi khususnya di pasar modal, maka jenis profil investor yang Kamu miliki ialah moderat.

Akan tetapi, semakin banyaknya pengalaman dan pengetahuan dalam berinvestasi, bisa saja seiring waktu profil investormu akan berubah. Hal ini tentu diiringi dengan tingkat kematangan psikis dan mentalmu yang semakin meningkat sebagai investor.

Apa Saja Tugas Investor?

Setelah menanam modal dalam instrumen investasi tertentu, apakah seorang investor tinggal berdiam diri saja? Tentu tidak, untuk mencapai tujuan investasi di awal dengan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, ada 4 tugas yang harus Kamu lakukan berikut ini :

1. Mencari Peluang Untuk Berinvestasi Sebanyak Mungkin

Apabila Kamu seorang investor, tentu saja tugasmu harus memutar otak agar lebih cermat  dan cerdas melihat kondisi dan situasi yang kini sedang terjadi. Karena sebagai seorang investor, Kamu tidak hanya berbicaara tentang uang saja tetapi juga harus benar-benar jitu menempatkan uangmu ke dalam instrumen investasi yang tepat.

Adapun caranya ialah dengan melihat tren bisnis atau yang lainnya yang sedang tren di Indonesia. Walaupun hanya dengan modal yang kecil, tetap Kamu dapat mengandalkannya hingga memberikan keuntungan berkali lipat.

2. Menghitung Resiko dan Return Peluang Investasi

Jika  sudah menjadi investor, tentu hampir tiap hari Kamu akan selalu disibukkan dengan yang namanya hitung-hitungan potensi resiko dan return peluang investasi dari produk yang dipilih. Ini penting sekali karena tak jarang ekspektasi resiko dan pengembalian yang diharapkan berdasarkan hasil investasi memang tak sesuai dengan realita.

3. Membuat Rencana Investasi

Jika Kamu sudah meriset dan melakukan hitung-hitungan tentang potensi resiko dan return dari peluang produk investasi yang dipilih,  maka Kamu bisa melanjutkan untuk memulai aktivitas investasimu dengan nyata.

Dengan memahami cara kerja investor,  jenis-jenis dan tugas yang harus dilakukan oleh seorang investor, kini saatnya Kamu mulai mencari referensi produk investasi yang bagus. Misalnya dengan mengetahui cara investasi reksadana pasar uang, investasi saham dan lain sebagainya.

Related posts