Bagaimana cara investasi obligasi? Ya, selain cara investasi logam mulia, kita juga bisa memilih investasi obligasi. Investasi obligasi ialah investasi berbentuk surat hutang dengan jangka waktu di atas 1 tahun. Sementara surat utang yang jangka waktunya di bawah 1 tahun disebut sebagai instrumen pasar uang. Adapun periode waktu tempo obligasi sendiri bisa mencapai hingga 30 tahun.
Surat utang atau obligasi bisa dikeluarkan, baik oleh perusahaan swasta maupun pemerintah. Setiap obligasi biasanya akan dijual kali pertama dengan nilai nominal. Pada perjalananya, obligasi bisa diperjualbelikan di pasar modal. Harga obligasi tentu saja bisa mengalami penurunan maupun kenaikan.
Daftar Isi
Jenis-Jenis Investasi Obligasi
Sebelum berinvestasi obligasi, sebaiknya ketahui beberapa jenis obligasi itu sediri. Berdasarkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), terdapat 5 macam obligasi yang biasanya dijual di pasar. Berikut ini :
1. Surat Utang Negasa (SUN)
Jenis obligasi yang satu ini, diterbitkan negara sesuai Undang Undang nomor 24 tahun 2002.
2. Obligasi Korporasi
Sesuai namanya, jenis obligasi ini diluncurkan perusahaan swasta nasional, baik oleh BUMD maupun BUMN. Umumnya perusahaan menerbitkan surat obligasi untuk mencari modal.
3. Sukuk Korporasi
Obligasi berdasarkan pada nilai syariah tertentu sesuai ketentuan LK Np. IX.A. 13 dan Bapepam mengenai Efek Syariah. Dimana cara investasi obligasi tersebut menyesuaikan peraturan Syariah.
4. Efek Beragun Aset
Efek utang yang satu ini diterbitkan dengan dasar penerbitan Underlying Asset. Kamu dapat berinvestasi obligasi secara langsung di BEI (Bursa Efek Indonesia). Atau, lewat jasa pihak ketiga, semisal perbankan dengan banyak pilihan program dan kemudahan yang ditawarkan.
5. SBSN (Surat Berharga Syariah Negara)
Surat berharga tersebut diterbitkan oleh suatu negara sesuai Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008 mengenai Surat Syariah Negara.
Apa Saja Resiko Investasi Obligasi?
Sebelum melanjutkan pembahasan ke dalam cara investasi obligasi, sebaiknya pahami resiko berinvestasi obligasi terlebih dahulu :
1. Resiko Likuiditas
Sebenarnya setiap jenis instrumen investasi tentu saja memiliki beberapa resiko. Resiko likuiditas merupakan resiko yang akan melekat di seluruh jenis obligasi, entah itu berbentuk obligasi korporasi maupun obligasi pemerintah.
Dilihat berdasarkan faktor penyebabnya, resiko yang satu ini muncil akibat tidak likuidnya sebuah obligasi yang diperjual belikan atau obligasi tersebut sulit dijual lagi di pasar sekunder.
Investor obligasi tentu memahami hal tersebut, dimana umumnya pasar sekunder obligasi ini tak seramai pasar saham. Dalam pasar saham sekunder pun tetap memiliki saham yang bersifat tidak likuid, sama halnya dengan pasar obligasi.
Apabila permintaan pembelian obligasi cukup banyak atau ada yang berperan menjadi market maker, maka obligas menjadi likuid.
2. Resiko Maturitas
Resiko yang satu ini, meskipun melekat di seluruh jenis obligasi, tapi resiko maturitas menjadi lebih mengarah terhadap obligasi korporasi serta berhubungan dengan waktu jatuh tempo obligasi.
Investor obligasi tentu sudah mengerti hal ini, dengan semakin lamanya waktu jatuh tempo sebuah obligasi, akan semakin besar pula tingkat ketidakpastian. Dengan demikian resiko maturitas-nya akan semakin besar.
3. Resiko Default
Resiko yang satu ini biasaya hanya ada dalam jenis obligasi korporasi. Maka dari itu obligasi korporasi sendiri tidak dijamin pemerintah, seperti halnya SUN dan ORI. Jadi investor yang memilih berinvestasi pada obligasi korporasi sediri harus paham betul apabila investasinya tak kembali. Selain itu, jika obligasi korporasi bangkrut.
Biasanya resiko default ini akan terjadi saat obligasi maupun bunga obligasi gagal bayar.
4. Capital Loss
Obligasi bisa diperjualbelikan dalam bursa, dan pastinya akan ada potensi merugi yang diakibatkan dari selisih harga beli dan harga jual. Misalnya saja, Pak Andi membeli obligasi dalam harga per value 100% dengan harga obligasi terkini hanya 97% pada harga per value-nya. Namun mengingat alasan tertentu, akhirnya pak Andi harus menjual saham obligasinya pada harga 97%. Nah, dari situ dapat disimpulkan bahwa Pak Andi mengalami kerugian sebesar 3%.
Keuntungan Investasi Obligasi
Sudah sewajarnya setiap resiko harus ditanggug investor setiap investasi, tapi jangan khawatir karena tetap saja ada banyak keuntungan yang didapat. Di bawah ini ada beberapa keuntungan bagi investor obligasi untuk menanam modalnya, berikut :
- Fixed Income atau pendapatan tetap, berbentuk kupon yang mana para pemegang obligasi biasanya akan memperolah pendapatan bunga rutin selama berlakunya obligasi. Adapun biasanya bunga yang didapatkan lebih tinggi dibanding SBI atau deposito.
- Menawarkan capital gain, berdasarkan selisih hasil penjualan investasi obligasi yang telah diperjualbelikan.
Di samping obligasi, biasanya investasi saham bisa menawarkan keuntungan besar apabila manajemen dan pengelolaannya dialkukan dengan baik. Kamu tetap harus memiliki mindset berinvestasi dengan baik.
Cara Investasi Obligasi
Panduan Berinvestasi Obligasi
Jika Kamu baru memulai investasi obligasi, ada beberapa cara investasi obligasi yang bisa dicoba berikut ini :
1. Buka Rekening
Jika Kamu ingin mejadi investor untuk obligasi, cara berinvestasi obligasi yang pertama ialah memilih perusahaan dengan divisi pendapatan tetap atau fixed income yang dapat menangani penjualan dan pembelian obligasi. Karena investasi obligasi sediri adalah dana yang disimpan/diinvestasikan dalam jumlah yang cukup banyak. Jadi harus benar-benar selektif memilih perusahaan. Alangkah baiknya untuk memilih perusahaan berpengalaman dengan tim yang solid.
2. Pahami Produk Obligasi
Memahami investasi obligasi secara keseluruhan, memahami resiko dan keuntungan apa saja yang akan diperoleh. Sehingga Kamu lebih matang dalam berinvestasi obligasi.
3. Melakukan Analisis
Cara investasi obligasi selanjutnya ialah lakukan analisis, baik seperti kupon, jangka waktu, nilai penerbitan hingga peringkat. Dimana analisis tersebut penting sekali dilakukan supaya keputusan yang diambil sesuai apa yang Kamu inginkan. Silahkan gali informasi sedetail mungkin supaya dapat memutuskan apakah Kamu dapat meminjamkan dana ke perusahaan pilihanmu ataukah tidak.
4. Amanat Pembelian Kepada Broker atau Trader
Amanat dapat diberikan kepada broker atau trader obligasi yang telah dipilih. Baru kemudian pihak trader membeli obligasi sesuai harga dan jenis yang diinginkan.
5. Persiapkan Dana Untuk Investasi
Jika amanat pembelian telah diajukan, dana investasi pun harus dipersiapkan. Jadi jangan sampai mendapat pinalti akibat kamu terlambat melakukan pembayaran.
6. Menyelesaikan Pembayaran
Cara berinvestasi obligasi selanjutnya untuk pembayarannya dapat dilakukan dengan cara transfer ke akun rekening perusahaan sekuritas terkait. Dalam administrasi pembukuannya sendiri akan dilakukan bank kustidoan dari perusahaan sekuritas itu sendiri.
Berapa Biaya Minimal Untuk Berinvestasi
Walaupun investasi obligasi memerlukan dana yang cukup besar, namun tak menutup kemungkinan jika kita yang minim modal juga dapat berinvestasi. Dari sini Kamu dapat mengetahui berapa biaya minimal berinvestasi obligasi :
1. Saving Bond Ritel
SBR atau Saving Bond Ritel merupakan sejenis investasi obligasi dair pemerintah yang digunakan untuk pembiayaan anggaran negara. Dengan harga modal saving bond ritel ini setidaknya RP. 1 juta dengan maksimal sebesar Rp. 3 miliar.
2. Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
ORI merupakan jenis obligasi dari pemerintah pusat yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2006. Biasanya ORI diterbitkan satu seri per tahunnya. Akan tetapi, pernah huka diterbutkan dua seri selama 1 tahun.
3. Sukuk Ritel
Merupakan program investasi syariah dari Pemerintah ke pihak individu WNI, sebagai jenis instrumen investasi mudah, aman, menguntungkan dan terjangkau. Sebenarnya modalnya sama saja dengan saving bond ritel minimal sebesar Rp. 1 juta serta maksimalnya Rp. 3 miliar.
4. P2P Landing
Uang yang dibutuhkan minimal Rp. 100 ribu. Melalui P2P Landing tersebut, Kamu dapat berinvestasi atau bisa memberikan modal ke para peminjam yang memerlukan modal pengembangan usaha. Selain itu, bunga instrumen investasi yang satu ini juga bervariasi.
Itulah beberapa gambaran tentang minimal biaya yang bisa diinvestasikan dalam cara investasi obligasi.