Cara hitung laba bersih sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena pemilik usaha bisa mengetahui apakah usahanya untung atau rugi. Oleh karena itu, bagi Kamu yang baru membuka usaha baru, harus mempelajari dan menguasai perhitungan laba bersih. Laba bersih adalah keuntungan total yang didapat setelah dikurangi dengan biaya beban produksi lainnya.
Laba bersih juga bisa dikatakan sebagai selisih dari pendapatan yang diperoleh dengan beban produksi usaha. Oleh karena itu, nilainya harus lebih besar apabila ingin memperoleh laba.
Daftar Isi
Sebelum membahas tentang cara hitung laba bersih, Kamu harus tahu bahwa dalam sebuah usaha khususnya untuk memproduksi barang, biasanya ada beberapa macam biaya yang harus dikeluarkan. Pelaku usaha seringkali melewatkan berbagai jenis pembiayaan, karenanya mereka langsung merasa sudah mendapatkan keuntungan.
Maka dari itu, ketahui beberapa macam laba yang harus dipelajari berikut :
Jumlah laba kotor inilah yang biasanya menjadi patokan sebuah usaha. Sebenarya laba kotor bisa diperoleh dari selisih penjualan pokok produk dengan pendapata yang didapatkan. Ini artinya, biaya yag diperhitungkan dalam laba kotor sendiri hanya variabel. Sementara di sini tidak memperhitungkan biaya labanya.
Faktanya justru dalam menjalankan sebuah usaha, kita selalu dikenakan biaya tetap. Oleh karenanya, penting untuk diigat bahwa walaupun pendapatan yang Kamu peroleh sudah lebih tinggi dbandingkan harga pokok penjualan, masih belum bisa dikatakan untung.
Laba operasional merupakan selisih pendapatan berdasarkan hasil perhitungan laba kotor yang sudah dijelaskan diatas yang nantinya dikurangi biaya operasional. Biaya operasional yang dimaksud ialah semua jenis biaya yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Apa saja yang termasuk operasional perusahaan? contohnya seperti air, penggunaan peralatan/mesin, dan listrik.
Banyak perusahaan atau pemilik usaha yang mulai merasa untung saat mengetahui laba operasional. Padahal masih belum dapat dipastikan jika laba kotor belum dikurangi beban biaya lainnya.
Laba tanpa pajak di sini artinya, laba yang diperoleh masih belum dikenakan pajak. Jadi, laba ini diperoleh berdasarkan hasil selisih dari perhitungan laba operasional yang dikurangi biaya bunga. Biasanya biaya tersebut muncul jika perusahaan melakukan pinjaman modal untuk menjalankan usaha tersebut.
Sebagai komponen yang juga penting untuk usaha, perhitungan laba sebelum pajak wajib dilakukan. Tapi sifatnya opsional, karena jika biaya tersebut tidak dikenakan, maka Kamu tak perlu memperhitungkan laba ini.
Jenis yang terakhir inilah baru dikatakan keuntungan secara keseluruhan. Karena laba bersih merupakan keuntungan yang didapat sesudah kita mengurangi laba/keuntungan sebelum pajak menggunakan pajak penghasilan. Khususnya pengusaha baru, Kamu wajib membayar pajak penghasilan atas usaha yang telah didirikan, berapapun penghasilan yag diperoleh.
Biasanya jumlah pajak akan sebanding jumlah penghasilan setiap tahunnya. Oleh karena itu, jika pendapatanmu semakin besar maka akan semakin besar pula pajak yang wajib dibayarkan.
Cara menghitung laba bersih, baik pada perusahaan dagang maupun perusahaan lainnya memang tak jauh berbeda. Hanya saja, ada beberapa macam komponen yang bisa dibdeakan, seperti adanya perhitungan HPP (Harga Pokok Penjualan). Di bawah ini ada komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam laba usaha :
Income atau Pendapatan yang tergolong komponen perhitungan laba bersih ini ialah pendapatan usaha, dimana pendapatan/penghasilan yang didapat berdasarkan aktivitas dagang atau penjualan, dan pendapatan di luar usaha. Baik itu berupa penjualan aktiva, pendapatan bunga, sewa gedung dan lainnya.
Expenses di sini maksudnya ialah beban, beban usaha sendiri diakui sebagai bentuk penurunan dari manfaat ekonomi dalam periode pelaporan berbentuk penurunan ases yang mengakibatkan terjadinya penurunan ekuitas. Adapun beban yang dimaksud ini ialah berupa :
Other comprehensive income atau pendapatan komprehensif lain adalah total pendapatan yang akan dikurangi beban.
4. HPP (Harga Pokok Penjualan)
Adalah biaya yang muncul saat memproduksi sebuah produk dan dijual melalui aktivitas bisnis. Ini mencakup biaya tenaga kerja langsung, bahan baku, serta biaya overhead.
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa konsep laba di sini ialah selisih pendapatan/pengasilan dengan beban. Asalkan jumlah pendapatan lebih tinggi dari beban. Namun jika sebaliknya, hal tersebut dikatakan bahwa sebuah usaha telah merugi.
Adapun cara menghitung laba bersih usaha, beberapa langkah yang wajib dilakukan berikut ini :
Sebelum cara hitung laba bersih, komponen yang harus dicari terlebih dulu ialah laba kotor. Dimana laba kotor adalah selisih hasil penjualan produk dengan biaya yang sudah dikeluarkan untuk memperoleh barang.
Adapun rumusnya ialah, “Laba Kotor = Penjualan Produk Bersih – HPP”
“Penjualan Bersih = Penjualan – Potongan Penjualan – Retur Penjualan”
Besarnya penjualan bersih tak selalu berbentuk kas saja tetapi juga dapat berbentuk piutang. Sebab penjualan dilakukan biasanya tak selalu berbentuk tunai, melainkan bisa berbentuk kredit.
Sementara perhitungan HPP sendiri, adalah :
“Pembelian Bersih = Pembelian+Ongkos Angkut + Retur Pembelian – Potongan Pembalian.
Cara hitung laba bersih sendiri ialah hasil dari pengurangan laba kotor dengan keseluruhan biaya yang tela dikeluarkan, baik berbentuk biaya operasional maupun berbentuk non operasional. Contoh dari biaya operasional ialah biaya pemasaran, administrasi, biaya penyusutan, sewa dan gaji. Sementara non operasional sendiri ialah biaya bunga dan pajak.
Perhitungan laba bersih dalam sebuah usaha ialah sebagai berikut :
Di bawah ini ada contoh perhitungan laba bersih sederhana untuk usaha dagang, diantaranya :
Date 01/01/2020 – 30/06/2020 | |
Pendapatan | |
Pendapatan Penjualan | |
Pejualan | Rp. 250.000.000 |
Diskon Penjualan | (-) Rp. 6.000.000 |
Retur Penjualan | (-) Rp. 4.000.000 |
Total Pendapatan Penjualan | Rp. 240.000.000 |
Harga Pokok Penjualan | |
Harga Pokok Penjualan | Rp. 100.000.000 |
Diskon Pembelian | (-) Rp. 10.000.000 |
Total Harga Pokok Penjualan | Rp. 90.000.000 |
Laba Kotor | Rp. 150.000.000 |
Biaya Operasional | |
Promosi dan Iklan | Rp. 9.000.000 |
Biaya Kantor | Rp. 500.000 |
Fasilitas/Utilitas | Rp. 5.500.000 |
Gaji | Rp. 10.000.000 |
Total Biaya | (-)Rp. 25.000.000 |
Pendapatan Operasional Bersih | Rp. 125.000.000 |
Pendapatan Lainnya | |
Pendapatan Pengiriman dan Pengangkutan | Rp. 200.000 |
Total Pendapatan Lainnya | Rp. 200.000 |
Biaya Lainnya | |
Pengeluaran Lainnya | Rp. 10.000 |
Biaya Penyusutan | Rp. 1.000.000 |
Penyesuaian Persediaan Barang | (-)Rp. 11.000.000 |
Total Biaya Lainnya | (-)Rp. 10.000.000 |
Laba Bersih | Rp. 115.200.000 |
Total Pendapatan Komprehensif | Rp. 115.200.000 |
Banyak orang yang keliru menerapkan cara hitung laba bersih karena terkadang ada saja beberapa komponen yang terlewat. Terlebih bagi usaha yang nilai usahanya sudah besar, membuat perhitungan harus benar-benar teliti dan rumit.
Top 10 Artikel Banyak Dibicarakan :
WIGATOS - Kendaraan yang aman dan nyaman tentu membutuhkan perawatan yang optimal, termasuk dalam hal… Read More
Kudus, kota kecil yang terletak di Jawa Tengah, memiliki daya tarik tersendiri dalam berbagai aspek,… Read More
Tahukah kamu? Kalau XL Axiata kini tengah berusaha untuk bisa meningkatkan kebutuhan pelanggan terutama untuk… Read More
Bagaimana cara menghilangkan iklan di HP OPPO ? iklan merupakan salah satu hal yang umum… Read More
Siapa sih yang nggak tertarik jadi kurir Lazada? Apalagi cara daftar kurir Lazada ternyata mudah… Read More
Penggunaan layanan SMS Banking BRI saat ini memang sudah menjadi primadona bagi nasabah BRI. Mengingat… Read More