Kamu sedang bingung tentang Cara Hitung HPP Makanan untuk bisnis kulinermu? Jangan khawatir! Menentukan HPP atau Harga Pokok Penjualan makanan itu penting agar kamu bisa memastikan keuntungan tetap optimal dan harga jual yang kompetitif. Banyak pemilik usaha kuliner melewatkan langkah ini dan akhirnya merugi karena salah perhitungan biaya.
Artikel ini akan membahas secara detail cara menghitung HPP makanan dengan metode paling update dan efektif di tahun 2025. Kamu akan memahami langkah demi langkah, dari bahan baku hingga biaya tambahan yang biasanya sering terlewat. Panduan ini cocok untuk pemula maupun pebisnis kuliner yang ingin lebih profesional dalam mengatur keuangan usaha.
Menghitung HPP makanan memang terdengar sederhana, tapi jika tidak tepat, bisa memengaruhi seluruh strategi harga dan margin keuntungan. Dengan memahami HPP, kamu bisa menentukan harga jual yang wajar, mengelola stok bahan baku lebih efisien, dan mengurangi risiko kerugian. Yuk, kita mulai panduan praktis ini agar bisnis kulinermu lebih menguntungkan!
Panduan ini juga dilengkapi contoh perhitungan yang jelas agar kamu bisa langsung menerapkannya di usaha kulinermu. Tidak hanya itu, kita juga akan membahas tips agar perhitungan HPP lebih akurat dan sesuai dengan kondisi pasar saat ini.
Daftar Isi
HPP atau Harga Pokok Penjualan makanan adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi makanan hingga siap dijual. Menghitung HPP secara akurat sangat penting agar kamu bisa menentukan harga jual yang tepat dan tetap mendapatkan keuntungan yang diinginkan.
Langkah pertama dalam cara hitung HPP makanan adalah menentukan semua bahan baku yang digunakan. Misalnya, jika kamu menjual ayam geprek, bahan bakunya meliputi ayam, tepung, minyak goreng, bumbu, dan sayuran pelengkap. Catat harga setiap bahan baku berdasarkan jumlah yang digunakan.
Setelah mengetahui bahan baku, langkah selanjutnya adalah menghitung total biaya bahan. Gunakan rumus berikut:
Biaya Bahan Baku = Jumlah Bahan × Harga per Satuan
Contoh: 1 kg ayam = Rp50.000, kamu pakai 0,2 kg per porsi.
Biaya ayam per porsi = 0,2 × 50.000 = Rp10.000
Selain bahan baku, ada biaya tambahan seperti listrik, gas, air, dan kemasan. Semua biaya ini harus dimasukkan agar HPP lebih realistis. Misalnya, biaya listrik per porsi = Rp1.000, biaya kemasan = Rp500.
Setelah semua biaya dihitung, jumlahkan biaya bahan baku dan biaya pendukung. Rumusnya:
Total Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Pendukung
Contoh: Rp10.000 + Rp1.000 + Rp500 = Rp11.500 per porsi
Setelah HPP diketahui, langkah berikutnya adalah menentukan harga jual agar bisnis tetap menguntungkan. Biasanya, bisnis kuliner menggunakan markup 50-100% tergantung jenis makanan dan target pasar.
Rumus: Harga Jual = HPP + (HPP × Persentase Keuntungan)
Contoh: HPP = Rp11.500, target keuntungan 50%
Harga jual = 11.500 + (11.500 × 50%) = Rp17.250 → dibulatkan menjadi Rp17.500
Jika kamu punya menu dengan variasi bahan, hitung HPP masing-masing menu. Misalnya, ayam geprek original vs ayam geprek keju. Jangan gunakan HPP yang sama, karena biaya bahan berbeda akan memengaruhi keuntungan.
Pastikan semua biaya tercatat, termasuk biaya kecil seperti minyak goreng sisa atau bumbu tambahan. Biaya yang terlewat bisa membuat HPP menjadi tidak akurat.
Untuk memudahkan perhitungan, gunakan satuan yang sama, misalnya gram atau kilogram, liter atau mililiter. Ini akan meminimalisir kesalahan konversi saat menghitung biaya per porsi.
Harga bahan baku sering berubah. Selalu update harga terbaru agar perhitungan HPP tetap relevan dan harga jualmu tidak merugi.
Untuk bisnis skala menengah atau besar, gunakan Excel, Google Sheets, atau software khusus bisnis kuliner agar perhitungan HPP lebih cepat dan otomatis. Kamu bisa langsung menghitung HPP per menu dan memantau margin keuntungan.
Selain biaya rutin, sediakan cadangan untuk biaya tak terduga seperti kerusakan peralatan atau promosi mendadak. Ini akan membuat HPP lebih realistis dan bisnismu lebih aman dari kerugian.
Berikut contoh perhitungan HPP untuk satu menu sederhana: Ayam Geprek Original
Total Biaya Produksi = 10.000 + 500 + 2.000 + 1.000 + 500 + 500 + 1.000 = Rp15.500
Jika target keuntungan 50%:
Harga Jual = 15.500 + (15.500 × 50%) = 15.500 + 7.750 = Rp23.250 → dibulatkan menjadi Rp23.500
Banyak pemilik usaha mengabaikan biaya kecil seperti bumbu atau kemasan tambahan. Padahal, jika dihitung per bulan, biaya ini bisa signifikan dan memengaruhi keuntungan.
Harga bahan baku yang berubah sering diabaikan. Jika tidak update, HPP akan terlalu rendah atau tinggi, sehingga harga jual menjadi tidak kompetitif.
Memberikan markup terlalu tinggi bisa membuat harga jual tidak sesuai pasar, sedangkan markup terlalu rendah membuat bisnismu rugi. Cari persentase keuntungan yang wajar.
Jika ada karyawan atau tenaga tambahan, biaya ini harus masuk ke HPP. Biaya tenaga kerja termasuk overhead yang penting untuk dihitung agar margin keuntungan realistis.
Menghitung HPP makanan adalah langkah penting untuk keberhasilan bisnis kuliner. Dengan mengetahui total biaya produksi per menu, kamu bisa menentukan harga jual yang tepat, menjaga keuntungan, dan mengelola usaha lebih profesional. Gunakan panduan ini untuk menghitung HPP secara akurat dan jangan lupa memperbarui harga bahan secara rutin.
Mulailah catat semua biaya, hitung HPP per menu, dan sesuaikan harga jual agar bisnismu semakin sehat dan menguntungkan. Dengan cara ini, kamu tidak hanya menjual makanan, tapi juga memastikan setiap porsi mendatangkan keuntungan yang optimal.
Mie Gacoan adalah salah satu restoran mie pedas yang sangat populer. Karena kepopulerannya itu, banyak… Read More
Kamu pernah merasa koneksi internet Smartfren tiba-tiba jadi lemot padahal masih masa aktif? Tenang, itu… Read More
Cara cek saldo Mandiri kini semakin mudah dilakukan karena Bank Mandiri terus memperbarui sistem digitalnya… Read More
Kamu sedang mencari panduan lengkap tentang Cara Top Up DANA? Tenang, di artikel ini kamu… Read More
Gimana sih cara cari nomor telepon? Sebenarnya, nomor telepon itu sangat penting karena menjadi sarana… Read More