Cara hitung harga wajar saham adalah keterampilan penting yang perlu kamu kuasai sebelum berinvestasi di pasar modal. Dengan memahami cara menilai saham secara rasional, kamu bisa menghindari jebakan membeli saham yang overvalued (terlalu mahal) dan justru menemukan peluang di saham yang undervalued (masih murah). Dalam dunia investasi, pengetahuan tentang valuasi saham bisa menjadi pembeda antara keputusan investasi yang tepat dan yang penuh spekulasi.
Banyak investor pemula hanya fokus pada harga saham di layar, tanpa tahu apakah harga tersebut sebenarnya layak atau tidak. Padahal, harga pasar tidak selalu mencerminkan nilai sebenarnya dari suatu perusahaan. Harga bisa naik atau turun karena sentimen, tren, atau berita jangka pendek. Oleh karena itu, menghitung harga wajar saham berdasarkan data fundamental menjadi langkah penting agar kamu tidak terbawa emosi pasar.
Artikel ini akan membantu kamu memahami konsep harga wajar saham, berbagai metode menghitungnya, hingga cara praktis menggunakannya untuk menentukan kapan saat terbaik membeli atau menjual saham. Penjelasannya disusun secara terstruktur agar mudah diikuti oleh pemula, namun tetap relevan bagi investor berpengalaman.
Yuk, kita bahas lebih dalam bagaimana cara menghitung harga wajar saham secara akurat dan mudah diterapkan dalam keputusan investasimu.
Daftar Isi
Harga wajar saham (fair value) adalah estimasi nilai sebenarnya dari suatu saham berdasarkan kinerja dan kondisi fundamental perusahaan, bukan hanya dari harga yang sedang diperdagangkan di pasar. Dalam konteks ini, harga pasar bisa lebih tinggi, sama, atau lebih rendah dari harga wajarnya.
Mengetahui posisi harga saham terhadap nilai wajarnya dapat membantu kamu memutuskan apakah layak membeli, menahan, atau menjual saham tersebut. Konsep ini menjadi dasar dari strategi investasi nilai (value investing) yang dipopulerkan oleh tokoh legendaris seperti Warren Buffett dan Benjamin Graham.
Dalam dunia saham, banyak investor tergoda oleh rumor, tren, atau rekomendasi dari media sosial. Padahal, keputusan tanpa analisis fundamental bisa berisiko tinggi. Berikut alasan mengapa menghitung harga wajar saham sangat penting:
Sebelum menghitung harga wajar, kamu perlu memahami komponen utama yang memengaruhi nilai suatu saham:
Ada beberapa metode yang umum digunakan untuk menghitung harga wajar saham. Kamu bisa memilih metode yang sesuai dengan jenis saham dan tujuan investasimu. Berikut penjelasan metode-metodenya:
Metode ini paling sederhana dan sering digunakan investor pemula. Rumusnya adalah:
Harga Wajar = EPS x PER Industri
EPS (Earnings per Share) adalah laba bersih per lembar saham, sedangkan PER industri merupakan rata-rata PER dari perusahaan lain di sektor yang sama.
Contoh: Jika perusahaan memiliki EPS sebesar Rp200 dan PER rata-rata industri adalah 15, maka harga wajar sahamnya adalah Rp200 x 15 = Rp3.000 per lembar. Jika harga pasarnya Rp2.500, maka saham ini tergolong undervalued.
Metode PBV digunakan untuk melihat perbandingan harga saham dengan nilai buku perusahaan. Rumusnya adalah:
Harga Wajar = Nilai Buku per Saham x PBV Industri
Metode ini cocok untuk perusahaan dengan aset besar seperti perbankan atau properti. Misalnya, jika nilai buku per saham Rp1.000 dan PBV rata-rata industri 1,5, maka harga wajar sahamnya Rp1.500.
Metode DCF adalah cara paling populer di kalangan analis profesional karena menghitung nilai saham berdasarkan estimasi arus kas masa depan yang didiskon ke nilai sekarang.
Rumus sederhananya adalah:
Harga Wajar = (CF1 / (1+r)^1) + (CF2 / (1+r)^2) + ... + (CFn / (1+r)^n)
Di mana:
Metode ini lebih kompleks karena memerlukan proyeksi realistis terhadap kinerja perusahaan. Namun hasilnya bisa sangat akurat untuk menentukan nilai intrinsik saham.
Bagi perusahaan yang rutin membagikan dividen, metode DDM bisa digunakan. Rumusnya adalah:
Harga Wajar = Dividen per Saham / (Tingkat Diskonto - Pertumbuhan Dividen)
Contoh: Jika dividen per saham Rp100, tingkat diskonto 10%, dan pertumbuhan dividen 5%, maka harga wajar = Rp100 / (0,10 – 0,05) = Rp2.000.
Metode ini membandingkan rasio valuasi saham dengan perusahaan sejenis. Rasio yang biasa digunakan adalah PER, PBV, dan EV/EBITDA. Cocok untuk kamu yang ingin menilai saham secara cepat tanpa perhitungan kompleks.
Berikut langkah-langkah mudah untuk kamu ikuti dalam menghitung harga wajar saham secara mandiri:
Ambil data seperti laba bersih, EPS, nilai buku, dan dividen dari laporan keuangan perusahaan atau situs resmi BEI (idx.co.id).
Pilih salah satu metode sesuai profil perusahaan. Untuk perusahaan besar dengan dividen stabil, gunakan DDM. Untuk perusahaan bertumbuh cepat, gunakan DCF atau PER.
Gunakan rumus yang sesuai dan input data yang sudah kamu kumpulkan. Kamu bisa gunakan Excel atau kalkulator saham online untuk mempermudah.
Lihat apakah harga pasar saham saat ini lebih tinggi atau rendah dari harga wajarnya. Jika lebih rendah, itu bisa menjadi peluang beli.
Tambahkan margin keamanan sekitar 20–30% untuk mengantisipasi ketidakpastian dalam perhitungan. Misalnya, jika harga wajar Rp5.000, maka idealnya kamu beli di bawah Rp4.000.
Misalnya kamu ingin menghitung harga wajar saham PT XYZ yang memiliki data berikut:
Maka harga wajarnya adalah: Rp250 x 12 = Rp3.000.
Karena harga pasar (Rp2.600) lebih rendah dari harga wajar (Rp3.000), maka saham ini masih undervalued. Dengan margin of safety 20%, kamu bisa pertimbangkan membeli saham ini di harga di bawah Rp2.400 untuk meminimalkan risiko.
Beberapa investor sering melakukan kesalahan berikut saat menilai saham:
Kamu tidak perlu menghitung semuanya secara manual. Saat ini sudah banyak tools online gratis yang bisa membantu kamu, seperti:
Dengan tools tersebut, kamu cukup memasukkan data fundamental perusahaan, dan hasil valuasi akan muncul secara otomatis.
Mengetahui cara hitung harga wajar saham merupakan langkah krusial bagi siapa pun yang ingin menjadi investor rasional dan sukses di pasar modal. Dengan menghitung harga wajar, kamu bisa membedakan antara saham yang benar-benar bernilai dan yang hanya mahal karena tren sesaat.
Kamu bisa memilih berbagai metode seperti PER, PBV, DCF, atau DDM sesuai karakteristik perusahaan. Jangan lupa selalu menggunakan data terbaru dan memberikan margin of safety untuk menghindari risiko valuasi yang terlalu optimistis.
Ingat, investasi terbaik bukanlah ketika kamu membeli saham yang sedang populer, melainkan ketika kamu membeli saham bagus di harga yang wajar — atau bahkan lebih murah dari nilainya. Semoga artikel ini membantu kamu membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan berbasis data!
Mie Gacoan adalah salah satu restoran mie pedas yang sangat populer. Karena kepopulerannya itu, banyak… Read More
Kamu pernah merasa koneksi internet Smartfren tiba-tiba jadi lemot padahal masih masa aktif? Tenang, itu… Read More
Cara cek saldo Mandiri kini semakin mudah dilakukan karena Bank Mandiri terus memperbarui sistem digitalnya… Read More
Kamu sedang mencari panduan lengkap tentang Cara Top Up DANA? Tenang, di artikel ini kamu… Read More
Gimana sih cara cari nomor telepon? Sebenarnya, nomor telepon itu sangat penting karena menjadi sarana… Read More